Wabah virus corona tidak hanya menyebabkan gelombang kematian. Pandemi ini juga membuat dunia usaha 'mati suri'. Hampir semua orang merasakan dampaknya. Ada jutaan orang kehilangan pekerjaan. Kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) marak.
Menurut data dari Kementerian Tenaga Kerja per 20 April 2020, hampir tiga juta karyawan dirumahkan atau terkena PHK. Bahkan, angka lebih memprihatinkan dimunculkan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Bahwa, orang yang menjadi korban PHK bisa mencapai 15 juta jiwa.
Angka korban PHK dari Kadin tersebut jauh lebih besar karena data dari Kementerian Tenaga Kerja tersebut, belum menghitung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang juga terdampak wabah ini.
Kondisi seperti itu membuat masyarakat kini mudah sambat (mengeluh) karena khawatir dengan situasi yang terjadi. Mudah untuk menemukan suara berkeluh kesah di mana-mana. Di dunia maya. Maupun di dunia nyata.
Baik mereka yang mengeluhkan karena dirumahkan. Mereka yang cemas karena usahanya kini sepi dan pendapatannya seret. Hingga mereka yang mengeluh belum mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
Toh, di tengah situasi sulit di mana banyak orang mudah mengeluh seperti sekarang, bukan berarti tidak ada hal yang bisa disyukuri. Bukan berarti semuanya memprihatinkan.
Benar, kita memang sedang prihatin. Namun, di tengah keprihatinan, sejatinya masih ada beberapa hal yang bisa membuat kita berlega hati. Ada beberapa hal yang mungkin dianggap biasa, tetapi bila direnungkan lebih dalam, akan bisa membuat kita bersyukur. Apa saja?
Kita masih sehat, keluarga sehat
Tentu saja, tidak bisa bekerja seperti biasanya ataupun tidak lagi mendapatkan penghasilan seperti dulu, membuat pikiran khawatir. Apalagi, saldo tabungan mulai terpakai karena tidak ada pemasukan.
Bila seperti itu, sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pangan anak-anak dan istri, kita pastinya berpikir keras agar dapur tetap mengepul.
Sebagai 'tukang menulis' dan juga mengajar di kampus, saya pun ikut merasakan dampak dari pandemi ini. Beberapa 'pintu' untuk mendapatkan pemasukan, untuk sementara ditutup alias berhenti berjalan. Meski, saya yakin, Yang Maha Kuasa masih menyediakan 'pintu-pintu' rezeki lainnya. Tinggal bagaimana kita datang mengetuknya.