Bila menyebut nama Alex Ferguson, apa yang langsung terpikir dalam pikiran sampean (Anda)?
Rasanya, akan ada dua hal yang spontan terlintas. Yakni Manchester United dan trofi (gelar). Maklum, dua hal itu memang lekat dengan Alex Ferguson selama dirinya bekerja melatih tim.
Kita tahu, karena Ferguson-lah, Manchester United memiliki pondasi sebagai tim kuat. Dia yang membentuk karakter dan memoles skill bocah lulusan akademi United Class 92 seperti David Beckham, Paul Scholes, Nicky Butt dan Neville bersaudara.
Bersama mereka plus pemain-pemain seperti Peter Schmeichel, Dennis Irwin, Ryan Giggs, Roy Keane, Eric Cantona, Andy Cole, dan Dwight Yorke, Ferguson membawa United mendominasi Liga Inggris di era 90-an dan 2000-an.
Cerita berikutnya, Manchester United yang di masa lalu berada dalam bayang-bayang kesuksesan Liverpool, menjadi raja baru Premier League. Bahkan, United berhasil melampaui raihan jumlah trofi Liverpool di Liga Inggris.
Hingga kini, meski sepeninggal Ferguson penampilan Tim Setan Merah kurang konsisten, tetapi United masih menjadi tim paling sukses di Liga Inggris dengan koleksi total 20 trofi.Â
Ferguson yang asal Skotlandia, hingga kini tercatat sebagai manajer (pelatih) paling sukses di era Premier League dengan meraih 13 trofi selama 27 tahun memimpin United (1986-2013).
Cerita Ferguson Aberdeen, sempat diremehkan lantas panen trofi
Namun, tahukah Anda, jauh sebelumnya, cerita sukses Sir Alex Ferguson di Manchester United itu, bermula dari sebuah momen yang terjadi pada 11 Mei 1983 silam. Ketika dirinya masih melatih klub asal negaranya, Aberdeen FC.
Kala itu, Ferguson masih merupakan pelatih 'newbie' di kancah Eropa. Dia baru beberapa tahun menjalani profesi sebagai pelatih. Ferguson yang sebelumnya melatih klub kecil, St Mirren FC selama empat tahun, bergabung dengan Aberdeen pada Juni 1978. Dia menggantikan Billy McNeill, di usia yang terbilang muda, 37 tahun.Â
Kala itu, Aberdeen merupakan salah satu klub elit di Skotlandia. Namun, sejak berdiri pada tahun 1903, mereka baru memenangkan Liga Skotlandia sekali saja, di tahun 1955.