Malam nanti, Liverpool akan menghadapi situasi yang tidak pernah mereka hadapi sebelumnya di Liga Inggris musim 2019/20 ini. Situasi yang aneh. Tidak biasa.
Ya, pekan lalu, Liverpool merasakan kalah perdana di Liga Inggris musim ini. Kekalahan yang memutus catatan unbeatable mereka. Sialnya, kekalahan perdana itu malah tragis. Betapa tidak, Liverpool kalah 0-3 dari Watford, tim yang tengah berjuang lepas dari jerat degradasi.
Nah, Sabtu (7/3/2020) malam nanti, Liverpool akan merasakan situasi berbeda saat menjamu Bournemouth di pekan ke-29. The Reds akan turun ke lapangan dengan tekanan kembali ke jalur kemenangan. Bukan memperpanjang catatan kemenangan seperti di pekan-pekan sebelumnya.
Malah, tekanan untuk menang itu kian membesar. Pasalnya, Liverpool tidak hanya sekali kalah. Tapi kalah beruntun. Tiga hari selepas kekalahan dari Watford, Liverpool juga kalah dari Chelsea di Piala FA. Kekalahan yang membuat misi meraih treble winners pun buyar.
Bisakah Liverpool bangkit dan kembali pada 'kenormalan'?
Sebenarnya, kekalahan dari Watford pekan lalu menghadirkan dua sisi bagi Liverpool. Tidak melulu menghadirkan tekanan, pemain-pemain Liverpool kini juga bisa bermain lebih rileks. Kok bisa begitu?
Sebelum kekalahan dari Watford, Liverpool bisa saja tertekan karena memburu rekor "Invicibles Arsenal" yang tak terkalahkan dalam 49 pertandingan di musim 2003/04.
Memang, gelar juara jadi tujuan utama. Namun, siapa yang tak tergoda dengan rekor menjadi tim terhebat sepanjang sejarah Liga Inggris yang tak terkalahkan dalam 50 pertandingan (seandainya melewati rekor Arsenal). Apalagi, Liverpool sudah di posisi 44 laga tak terkalahkan (termasuk musim lalu).
Liverpool Butuh 4 Kemenangan Lagi untuk Juara
Kini, misi itu ambyar. Liverpool tinggal fokus pada menuntaskan perburuan gelar Liga Inggris musim ini. Mereka hanya perlu kembali kepada "kenormalan".
Yakni meraih kemenangan demi kemenangan seperti sebelumnya. Tapi bukan demi rekor. Melainkan demi juara. Meski peluang menciptakan rekor poin selama semusim itu masih ada.Â
Nah, Bournemouth adalah pijakan pertama untuk kembali kepada kenormalan. Maksudnya kenormalan, kembali pada situasi periode panjang, 27 pekan tidak terkalahkan. Bahkan menang di 26 pekan.Â