Turnamen BWF World Tour Finals yang digelar di Guangzhou, Tiongkok dan berakhir pada 15 Desember 2019 lalu, menjadi penutup rangkaian BWF World Tour di tahun ini.Â
Itu turnamen penutup tahun. Namanya penutup, tentunya tidak akan ada lagi turnamen di sisa tahun 2019 ini.
Namun, meski sudah tidak ada turnamen, bukan berarti tidak ada lagi kabar mendebarkan yang ditunggu pecinta bulu tangkis Indonesia. Justru, jelang pergantian tahun, ada momen yang membuat para badminton lover (BL) penasaran.
Yakni, kabar perihal promosi dan degradasi atlet-atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk tahun 2020 mendatang.
Ya, Jumat (20/12) kemarin, Pengurus Pusat (PP) PBSI resmi mengeluarkan pengumuman yang ditunggu-tunggu oleh pecinta bulu tangkis di tanah air tersebut. Pengumuman promosi dan degradasi bagi pebulu tangkis di Pelatnas.Â
Degradasi diberlakukan bagi pemain pelatnas yang selama tahun 2019 dinilai kurang berprestasi maksimal sesuai target yang ditargetkan PBSI, maupun dianggap tidak memenuhi syarat lainnya. Ada pula pemain yang memilih mundur dari pelatnas.Â
Sementara promosi masuk ke Pelatnas diberikan kepada pemain di luar Pelatnas yang berprestasi di tahun 2019. Termasuk promosi naik tingkat bagi pemain junior ke level senior.
Nah, mengacu pada Surat Keputusan nomor SKEP/106/0.3/XII/2019, PP PBSI telah menentukan sebanyak 105 pemain yang dipanggil masuk pelatnas.Â
Pemain sebanyak itu terbagi dalam kelompok utama dan pratama. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2019 lalu, pemain pelatnas berjumlah total 98 atlet.
Kok sekarang lebih banyak pemainnya?
Dalam wawancara dengan Badminton Indonesia, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti menyampaikan bila penambahan jumah pemain itu lebih banyak dari kelompok pratama.Â