Cerita seperti itu terjadi di All England Open 2019 yang digelar di Birmingham, Inggris, pada Maret lalu. Di luar dugaan, Marcus/Kevin yang tengah memburu gelar ketiga beruntun di turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu, kalah di putaran pertama. Ternyata, Hendra/Ahsan yang juara.
Cerita berulang pada Agustus di Basel, Swiss. Marcus/Kevin kembali tersingkir cepat di Kejuaraan Dunia 2019. Mereka kalah dari pasangan dadakan Korea, Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae. Ternyata, alur cerita All England 2019 berulang. Hendra/Ahsan jadi juara.
Ke final Hong Kong Open 2019 setelah menang dramatis atas ganda Tiongkok juara dunia 2018
Nah, setelah di Birmingham dan Basel, cerita yang sama bisa kembali berulang untuk kali ketiga. Ya, Hendra/Ahsan akan tampil di final Hong Kong Open Super 500, Minggu (17/11). Laga final yang akan mempertandingkan lima nomor, akan dimulai pukul 14.00 waktu setempat.
Hendra dan Ahsan memastikan lolos ke final setelah memenangi pertandingan dramatis di semifinal, Sabtu (16/11) kemarin. Mereka menang rubber game melawan ganda terbaik Tiongkok yang merupakan juara dunia 2018, Li Junhui/Liu Yuchen.
Beberapa kali menang atas Li/Liu di tahun ini, meski secara total kalah 7 kali dalam 12 pertemuan, membuat Hendra/Ahsan bermain nyaman. Di game pertama mereka hampir selalu unggul dalam perolehan poin. Mereka bahkan sempat unggul 9-4. Lantas, menutup interval pertama dengan 11-7.
Di interval kedua, Hendra/Ahsan tetap bermain stabil. Mereka bisa menjaga jarak keunggulan poin. Bahkan sempat unggul 7 poin di angka 15-8. Hendra/Ahsan menutup game pertama dengan kemenangan 20-13 ketika bola pengembalian Liu Yuchen terlalu kencang dan keluar lapangan.
Di game kedua, pertandingan berlangsung lebih ketat. Mereka bergantian unggul dalam perolehan poin dengan hanya terpaut satu angka. Hendra/Ahsan kembali unggul di interval pertama dengan skor 11-9. Namun, di interval kedua, Li/Liu bangkit. Sempat tertinggal 9-13 dan 10-14, mereka bisa menyamakan skor 14-14. Bahkan, mereka berbalik unggul 17-14.
Pasangan Tiongkok berjuluk "duo menara" karena postur mereka yang menjulang ini akhirnya menutup game kedua dengan kemenangan 21-16. Artinya, penentuan siap yang akan ke final, harus ditentukan di game ketiga.
Nah, di game penentuan inilah, Hendra/Ahsan memperlihatkan kualitas permainan, ketangguhan mental, dan ketahanan fisik mereka. Meski lebih tua 10 tahun dari Li dan Liu, 'batere' stamina Hendra juga Ahsan tidak kalah.
Sejak awal game ketiga, Li/Liu nyaris selalu unggul dalam perolehan poin. Mereka sempat unggul 8-6, 9-7, dan lantas menutup interval pertama dengan keunggulan 11-8.