Timnas Indonesia kembali mengalami kekalahan dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia. Indonesia yang berada di Grup G, kalah beruntun dalam tiga pertandingan.
Bahkan, dibandingkan dengan dua kekalahan sebelumnya dari Malaysia dan Thailand, hasil kali ini lebih memalukan. Betapa tidak, Timnas Indonesia kalah telak, 0-5 dari tuan rumah Uni Emirat Arab di Al Maktoum Stadium di Kota Dubai, Kamis (10/10) tadi malam.
Padahal, rasanya baru tahun lalu, ketika Timnas Indonesia tampil gagah berani menghadapi Uni Emirat Arab (UEA) di ajang Asian Games 2018. Ya, tahun lalu, tepatnya 24 Agustus 2018, Indonesia bermain 2-2 dengan UEA di babak 16 besar sepak bola Asian Games 2018.
Bahkan, kala itu, Timnas Indonesia yang dilatih Luis Milla, bisa dibilang seharusnya bisa menang. Lha wong Indonesia bermain bagus. Bahkan, dua gol dari UEA dua-duanya tercipta dari titik putih. Penalti. Wasit asal Australia, Shaun Evans yang memimpin laga di Stadion Wibawa Mukti Cikarang tersebut, memang sempat jadi sorotan atas keputusanya itu.
Yang terjadi, di menit ke-95, Stefano Lilipaly menyamakan skor 2-2 lewat gol 'mahal'. Seisi stadion Wibawa Mukti bergemuruh. Seolah tak percaya, Timnas kita bisa mengejar ketertinggalan hingga akhir laga. Kita yang dulu menyaksikan laga itu dari layar kaca televisi, pastinya juga ikut berjingkrak kegirangan.
Meski, pada akhirnya, Indonesia kalah adu penalti 3-4 di laga tersebut. Toh, semangat pantang menyerah Tim Garuda di laga itu, bisa menjadi 'prasasti' yang tidak boleh dilupakan. Bahwa, Indonesia pernah punya Timnas yang tak mau menyerah hingga akhir laga.
Pertanyaannya, ke mana perginya semangat Timnas seperti penampilan di Asian Games tersebut?
Hanya dalam hitungan setahun sebulan beberapa hari saja, Timnas kita seperti mengalami kejatuhan parah. Terjun bebas. Semangat tanding pantang menyerah itu seperti lenyap. Padahal, mayoritas pemain yang tampil di laga melawan UEA tahun lalu, juga masih tampil di laga tadi malam.
Lho, bukankah UEA kali ini juga tim yang berbeda dibandingkan tahun lalu. Pelatihnya juga beda. Lha wong UEA kini dilatih Bert Van Marwijk yang pernah membawa Belanda jadi finalis Piala Dunia 2010.
Benar. UEA kali ini memang berbeda. Apalagi mereka bermain di rumahnya sendiri. Namun, ini bukan tentang mereka. Ini tentang kita. Ya, tentang Timnas kita. Toh, siapapun yang bermain dan melatih, mereka tetap membawa 'bendera' UEA.