Anda tahu apa yang terjadi setelahnya?Â
Sepekan kemudian, Coutinho langsung dimainkan sebagai pemain inti. Pemain Brasil berusia 27 tahun ini dipercaya menjalani peran "10 role". Hasilnya, Bayern menang 6-1 atas Mainz. Sejak itu, dimulailah episode cinta Coutinho di Bayern.
Kolumnis Tom Sanderson dalam ulasannya di Forbes pada 1 Oktober kemarin, menggambarkan kegembiraan Coutinho di Bayern. Dia membuat tulisan dramatis dengan judul "Magician Coutinho Reborn At Bayern After Barcelona Nightmare".
Sanderson yang biasa mengulas tentang FC Barcelona, sepak bola Spanyol dan sepak bola Brasil, menulis perihal alasan Coutinho gagal total di Barcelona. Bahkan, dia menyemati Coutinho sebagai "worst Barcelona transfer of all time" merujuk ekspektasi dan harga mahalnya.
Lantas, membandingkan betapa Coutinho kini terlahir kembali di Bayern.
Sanderson menulis dampak besar Coutinho bagi era baru Bayern. Utamanya ketika Bayern menang 3-2 atas tuan rumah Paderborn di Liga Jerman (28/9).Â
Menurutnya, kehadiran Coutinho lewat skill, kemampuan penguasaan bola dan juga "umpan-umpan manjanya", membuat dua "tukang gedor" Bayern, Robert Lewandowski dan Serge Gnabry, kini lebih mudah mencetak gol. Di laga itu, Coutinho mencetak satu gol dan dua assist untuk Gnabry dan Lewandowski.
"He is furthermore extracting the best from Serge Gnabry and Robert Lewandowski," tulis Sanderson.
Bersama Coutinho, Bayern mengalahkan Tottenham 7-2 di London
Sanderson benar. Bayern memang tengah meneguk nikmatnya kegembiraan Coutinho. Ulasan Sanderson itu seolah menjadi peringatan bagi klub Inggris, Tottenham Hotspur. Sebab, Spurs, akan menjamu Bayern di Tottenham Hotspur Stadium di London, pada matchday II Liga Champions.