Apakah sampean (Anda) termasuk penggemar lagu-lagu lama? Tepatnya lagu-lagu lama dari penyanyi/grup band lawas yang pernah berjaya di masa lalu? Bila iya, sampean tidak sendirian. Sebab, ada banyak orang yang menyukai lagu lama ketimbang lagu keluaran terbaru.
Dari penelusuran di laman-laman komentar di channel Youtube yang memutar lagu-lagu lama dari penyanyi, grup band, atau boy band lawas, jawabannya ternyata bervarasi. Bukan hanya karena nostalgia. Tak hanya rindu dengan lagu lama. Tapi, lebih karena suka dengan lagu itu. Suka karena kualitas lagu lama yang tidak tergantikan oleh lagu baru.
Malah, ada yang menganggap lirik lagu-lagu lama diciptakan sepenuh hati. Sementara kebanyakan lagu sekarang dibuat sekadar demi viewer di Youtube. Karenanya, banyak orang masih suka mendengarkan lagu lama. Mereka tiada bosan mendengarnya. Sebab, lagu lama dianggap representasi kualitas yang tak lekang oleh waktu. Â
Gambaran seperti lagu lama yang tidak membuat bosan meski sering diputar itulah yang kiranya tepat untuk menggambarkan lima laga final turnamen bulutangkis, China Open 2019 Super 1000.
Ya, hari ini, Minggu (22/9), turnamen BWF World Tour level tertinggi selain All England Open dan Indonesia Open ini akan memanggungkan babak final. Menariknya, lima dari lima laga final nanti bisa dibilang 'lagu lama'.
Bukan hanya karena 5 dari 10 pemain/pasangan yang tampil di final, merupakan finalis tahun lalu. Lebih dari itu, semua pemain yang tampil di final, sudah sangat sering bertemu di lapangan.
Pertemuan Ginting-Momota paling ditunggu
Dari lima 'lagu lama' yang akan diputar di final China Open 2019, pertemuan Anthony Sinisuka Ginting dan Kento Momota di tunggal putra, menjadi yang paling ditunggu.
Ditunggu bukan hanya oleh badminton lovers di Indonesia yang menyebut duel mereka sebagai "Momo-Gi" alias 'Momota-Ginting'. Tapi juga oleh penggemar bulutangkis di Changzhou, Tiongkok. Mereka pastinya belum lupa final Ginting melawan Momota di China Open 2018 lalu. Final yang berlangsung ketat itu dimenangi Ginting dengan skor 23-21 dan 21-19.
Menariknya, di semifinal kemarin, keduanya seperti 'janjian'. Keduanya menang dengan cara hampir sama. Lewat rubber game. Kalah di game pertama. Lantas, 'mengamuk di dua game berikutnya.
Momota yang bermain lebih dulu, mengalahkan wakil tuan rumah, Chen Long. Sang juara dunia 2018 dan 2019 ini menang rubber game 19-21, 21-18, 21-16 selama 1 jam 27 menit atas peraih medali emas Olimpiade 2016 tersebut. Â Sementara Ginting mengalahkan pemain Denmark, Andres Antonsen 18-21, 21-5, 21-14 selama 1 jam 7 menit.