Tidak mudah menjadi pendatang baru di sebuah pasar yang dihuni oleh banyak pedagang berpengalaman. Terlebih bila pedagang-pedagang lama tersebut bermodal kuat sehingga bisa melakukan apa saja untuk 'menyulap' toko mereka jadi semenarik mungkin demi menarik calon pembeli.
Bila seperti itu, tentunya tidak mudah bagi sang pedagang baru untuk bersaing dengan para 'pemain lama'.
Bila ingin mendapatkan perhatian calon pembeli, pedagang baru bermodal cekak tersebut harus punya strategi pemasaran jitu. Mereka harus berani berhadap-hadapan dengan para pedagang lama demi 'memancing pembeli' di kolam yang sama.
Masalahnya, para pedagang lama sebagai 'penguasa pasar', tentu saja tidak akan mau statusnya tergeser oleh orang baru. Persaingan akan sangat ketat. Yang sering terjadi, karena kalah modal, bila pedagang baru tidak punya inovasi segar untuk bersaing, mereka harus bersiap tergusur.
Gambaran orang baru yang datang di pasar baru dengan persaingan ketat itulah yang kiranya cocok untuk menggambarkan kiprah Norwich City di Premier League musim 2019/20 ini. Norwich promosi ke kompetisi level 1 Liga Inggris tersebut usai jadi juara Divisi Championship -kompetisi level 2 di sepak bola Inggris.
Gambaran kerasnya persaingan di "pasar baru" bernama Premier League itu langsung dirasakan oleh Norwich di pekan pertama. Si Burung Kenari--julukan Norwich, langsung 'dimakan' Liverpool 1-4 di Anfield (10/8). Toh, Norwich masih punya alasan untuk bergembira. Penyerang andalan mereka, Teemu Pukki langsung mencetak gol.
Di pekan kedua, Norwich lantas 'mengamuk'. Mereka meraih kemenangan pertama saat mengalahkan Newcastle United 3-1 (17/8) dengan Pukki mengemas hat-trick (tiga gol dalam satu pertandingan).
Toh, itu dianggap orang hanya 'kemenangan biasa'. Apalagi, di pekan berikutnya, Norwich kalah di kandang sendiri, 2-3 dari Chelsea (24/8). Lalu, mereka tersingkir dari Piala Liga usai kalah 0-1 dari Crawley Town (28/8).
Situasi semakin memburuk ketika tiga hari kemudian, Norwich kalah dari West Ham United 0-2 di pekan keempat Liga Inggris (31/8).
Tiga kekalahan beruntun itu menjadi tamparan keras bagi Norwich. Baru empat pekan Premier League berjalan tapi sudah tiga kali kalah. Itu jelas situasi yang buruk bagi tim pendatang baru. Norwich bahkan berada di posisi 19 yang merupakan zona degradasi.
Kalahkan Manchester City, Momentum Terbaik Norwich untuk Bangkit
Tapi, setiap orang punya pilihan ketika datang situasi buruk. Apakah sekadar meratapi yang terjadi atau punya semangat besar untuk move on demi mengubah situasi menjadi lebih baik. Pilihan kedua itu yang dipilih Norwich. Hebatnya, Norwich memilih momentum tepat untuk bangkit.