Kabar bagus datang dari Perak, Malaysia. Pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia yang sejak 18 Juni lalu tampil di turnamen Malaysia International Series 2019, berhasil tampil sebagai "juara umum" setelah sukses meraih tiga gelar di final yang digelar, Minggu (23/6/2019) kemarin.
Tiga gelar untuk Indonesia datang dari pasangan ganda campuran, Amri Syahnawi/Pia Zebadiah Bernadet, tunggal putri Sri Fatmawati, dan ganda putra pasangan, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin.Â
Amri/Pia yang tampil di turnamen ini sebagai pemain independen, meraih gelar setelah mengalahkan juniornya di Pelatnas, Andika Ramadiansyah/Bunga Fitriani Romadhini, dengan skor 21-15, 21-17. Sementara Sri mengalahkan pemain tuan rumah, Eoon Qi Xuan, lewat straight game 21-19, 21-8.
Lantas, di pertandingan final terakhir, Leo/Daniel memperlihatkan semangat keren saat mengalahkan ganda tuan rumah, Low Hang Yee/Ng Eng Cheong. Kalah 17-21 di game pertama, Leo/Daniel berbalik memenangi dua game berikutnya 21-17, 21-11.
Indonesia juga meraih satu runner-up di sektor ganda putri atas nama Febriana Dwikusuma/Ribka Sugiarto. Pasangan juara Asia Junior 2018 ini takluk rubber game dari ganda putri tuan rumah, Tan Pearly Koong Le/Muralitharan Thinaah, 16-21, 21-11, 18-21. Malaysia juga memastikan gelar tunggal putra lewat all Malaysian final yang dimenangi Soong Joo Ven atas Cheam June Wei.
Dengan meraih tiga gelar dari lima gelar di Malaysia International Series 2019, Indonesia mengungguli tuan rumah dan menjadi "juara umum". Raihan tiga gelar ini juga lebih baik dari raihan tahun lalu saat meraih dua gelar lewat Gatjra Piliang di tunggal putri dan Andika/Bunga di ganda campuran.
Bila melihat 'status pemain, dari tiga pemain/pasangan yang berhasil juara, hanya pasangan Leo/Daniel yang merupakan pemain Pelatnas. Sementara Pia/Amri merupakan pemain profesional. Pia yang kini berusia 30 tahun, dulunya merupakan salah satu andalan Pelatnas di sektor ganda putri/ganda campuran. Sementara Sri Fatmawati adalah pemain non Pelantas.
Akhiri dominasi tunggal putri Malaysia dan dahaga gelar
Dari tiga pemain/pasangan juara tersebut, gelar tunggal putri yang diraih oleh Sri Fatmawati, memiliki makna khusus. Bukan hanya karena gelar ini menjadi yang pertama bagi tunggal putri Indonesia di Malaysia International Series, sekaligus mengakhiri dominasi tunggal putri Malaysia di turnamen ini. Sebelumnya, sejak tahun 2017, Malaysia selalu berjaya di sektor ini.
Namun, yang lebih penting, gelar yang diraih Sri tersebut berhasil mengakhiri dahaga penantian gelar tunggal putri di tahun 2019 ini. Karena memang, dari lima sektor, tunggal putri-lah yang seolah paling sulit juara.
Sebenarnya, tunggal putri sempat mengawali tahun 2019 ini dengan cemerlang. Di awal tahun, Fitriani tampil sebagai juara di turnamen Thailand Masters Super 300 2019. Itu gelar pertama Fitri di turnamen BWF World Tour sekaligus awal manis bagi sektor tunggal putri Indonesia.
Lalu di bulan Februari, hasil manis juga diraih Choirunnisa di turnamen Iran Fajr International Challenge 2019. Pemain berusia 19 tahun ini berhasil masuk final meski akhirnya tak mampu membawa pulang gelar.