Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Mengapa Marcus/Kevin Langsung Tersingkir di All England 2019?

7 Maret 2019   07:38 Diperbarui: 7 Maret 2019   16:36 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikutip dari badminton Indonesia, Kevin menyebut permainan ganda Tiongkok tersebut sejatinya tidak berbeda dari pertemuan-pertemuan mereka sebelumnya. Kevin lebih menyoroti penampilan mereka sendiri. 

"Lawan, nggak ada perubahan terlalu banyak, kurang lebih permainan mereka sama seperti itu. Masih banyak yang perlu ditingkatkan dari kami," kata Kevin.

Marcus juga lebih memilih instropeksi diri. Dia enggan menjadikan kartu merah di awal babak kedua sebagai kambing hitam dari kekalahan mereka meski sempat mempertanyakan keputusan umpire tersebut karena merasa masuk ke lapangan bersamaan. 

Bapak satu anak ini mengaku persiapan mereka untuk tampil di All England kurang optimal. "Hari ini saya tampil kurang baik, lawan lebih siap dari kami. Persiapan memang kurang," tambah Marcus.

Tetapi memang, kekalahan Marcus/Kevin ini menjadi gambaran betapa persaingan di bulutangkis era kekinian, sangat ketat. Semua pemain di semua sektor, kini bisa saling mengalahkan. 

Sejatinya, tidak ada pemain yang kualitasnya berbeda jauh dibandingkan pemain lainnya. Lah wong Marcus/Kevin yang sejatinya mendominasi sektor ganda putra, ternyata juga bisa jadi "korban" kekalahan babak awal.

Penyebabnya, dibandingkan periode sedekade lalu, jumlah turnamen dengan "brand" BWF World Tour kini jauh lebih padat. Dari mulai level Super 100 hingga Super 1000. Belum termasuk World Championsip alias Kejuaraan Dunia dan Kejuaraan Asia. Juga kejuaraan beregu.

Nah, banyaknya turnamen itu membuat pemain satu dengan lainnya bisa saling mengetahui kelebihan dan kekurangan lawan. Belum lagi bantuan rekaman video yang membuat pemain bisa mengamati detail kebiasaan pergerakan lawan.

Situasi itu membuat kemampuan teknik pemain, kini bukan lagi hal dominan yang bisa menentukan kemenangan. Sebab, kelebihan teknik itu bak "buku terbuka" yang bisa dibaca oleh semua lawan sehingga bisa dipelajari cara mengatasinya.

Kini, yang paling menentukan adalah kesiapan pemain di lapangan. Siap fisik, siap capek, dan juga siap mental dalam menghadapi situasi apapun yang bisa merusak konsentrasi selama pertandingan. 

Kesiapan yang didukung kemampuan teknik, itulah yang menjadi kunci kemenangan. Marcus/Kevin pun mengakui bila mereka kalah siap dari Liu Cheng/Zhang Nan sehingga akhirnya pulang cepat dari All England.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun