Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kala Fitriani dkk Jadi Penonton di Perempat Final Indonesia Masters 2019

24 Januari 2019   21:03 Diperbarui: 25 Januari 2019   10:55 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fitriani, masih harus banyak belajar/Foto: Twitter BadmintonIna

Untuk keluar dari stigma buruk itu sama sekali tidak mudah. Terlebih bila ada banyak orang yang sudah terlanjur pesimis bahwa yang bersangkutan tidak akan mampu keluar dari episode buruk tersebut. Mau usaha sekeras apapun, selama belum berhasil, stigma buruk itu akan terus disematkan.

Begitulah situasi yang dialami tunggal putri Indonesia. Sudah menjadi rahasia umum bila di bulutangkis, sektor tunggal putri Indonesia tertinggal dari sektor lainnya. Tidak hanya tertinggal dalam perolehan gelar yang bisa diraih pemain-pemainnya, kemunculan 'pemain bintang' di sektor ini juga cenderung lambat.

Karenanya, di setiap turnamen BWF World Tour, tunggal putri Indonesia nyaris tidak diperhitungkan alias tidak masuk dalam unggulan utama. Faktanya, dalam 38 seri turnamen BWF World Tour tahun 2018 lalu tidak pernah sekalipun tunggal putri mampu juara. Jangankan juara, masuk final pun tidak pernah.

Pun, di Indonesia Masters 2019 yang digelar di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta mulai Selasa (22/1/2019) lalu, tidak ada tunggal putri Indonesia yang masuk dalam daftar unggulan. Padahal, di empat nomor lainnya, ada pemain Indonesia yang masuk seeded (unggulan).

Tidak adanya unggulan itu menjadi gambaran bahwa tunggal putri Indonesia "tidak diperhitungkan". Meski, siapa tahu, tiga tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska, Fitriani, dan Ruselli Hartawan bisa membuat kejutan.

Lha wong Indonesia Masters 2019 sarat kejutan. Buktinya, unggulan 1 asal Jepang, Nozomi Okuhara, langsung out di putara pertama, Rabu (23/1/2019) kemarin.

Namun, mengharapkan tunggal putri Indonesia bisa membuat kejutan, ternyata butuh kesabaran. Betapa tidak, tiga tunggal putri Indonesia yang tampil di putaran kedua, Kamis (24/1/2019), semuanya kalah. 

Ya, tunggal putri Indonesia sudah sold out alias habis di putaran kedua. Itu artinya Indonesia tidak memiliki wakil tunggal putri di perempat final. Harapan untuk melihat kembali tunggal putri Indonesia meraih gelar di Indonesia Masters pun harus kembali dipendam.

Gregoria Mariska Tunjung yang tampil pertama, kalah 21-23, 7-21 dari tunggal putri India, Pusarla Sindhu yang merupakan kekalahan kelimanya dalam lima kali pertemuan dengan pemain rangking 3 dunia ini.

Setelah Gregoria, giliran Ruselli yang tampil menghadapi pemain Tiongkok, Chen Xiaoxin . Sempat menang 21-17 di game pertama, Ruselli malah kalah 15-21, 13-21 di game keduua dan ketiga. Ini merupakan kekalahan ketiga Ruselli dari tiga pertemuan melawan pemain berusia 20 tahun yang di putaran pertama kemarin membuat kejutan dengan memulangkan unggulan 1 asal Jepang, Nozomi Okuhara.

Tumbangnya Gregoria Mariska dan Ruselli Hartawan membuat harapan di tunggal putri tinggal tertuju pada Fitriani yang tampil di pertandingan terakhir. Sayangnya, Fitriani juga tidak mampu melaju ke perempat final. Menghadapi pemain India unggulan 8, Saina Nehwal, Fitriani kalah straight game 17-21, 15-21.

Jadwal memang tidak berpihak kepada tunggal putri Indonesia. Mereka sudah harus menghadapi pemain unggulan di putaran dua. Namun, drawing tentunya tidak bisa disalahkan. Tampil di turnamen tentunya harus siap menghadapi siapapun baik pemain unggulan atau bukan.

Yang jelas, tereliminasinya Gregoria, Ruselli dan Fitriani, membuat harapan melihat tunggal putri Indonesia di Indonesia Masters harus kembali dipendam. Meski berstatus tuan rumah, tunggal putri Indonesia kini tidak lagi bisa juara di empat tahun terakhir penyelengaraan Indonesia Masters.

Kali terakhir tunggal putri Indonesia berhasil meraih gelar di Indonesia Masters terjadi pada 2014 lalu yang digelar di Palembang. Kala itu, Ardiyanti Firdasari berhasil juara setelah di final mengalahkan juniornya, Ruselli Hartawan. Gelar Ardiyanti tersebut menjadi satu-satunya gelar di tunggal putri sejak Indonesia Masters mulai digelar pada 2010 silam.

Tetapi memang, persaingan tunggal putri era dulu, tidak sama dengan era sekarang. Terlebih di Indonesia Masters. Dulu, turnamen ini levelnya Grand Prix Gold. Kini sudah masuk BWF World Tour Super 500. Karenanya, Indonesia Masters kini dijejali pemain-pemain top dunia. Imbasnya, persaingan semakin ketat.

Ah, semoga hasil di Indonesia Masters 2019 ini bisa menjadi pelecut bagi tunggal putri Indonesia untuk terus belajar dari pengalaman demi memperbaiki apa yang harus diperbaiki. Apalagi, usia mereka masih sangat muda. Ruselli masih 21 tahun, Fitri baru 20 tahun dan Gregoria malah baru 19 tahun.

Bahkan, meski di perempat final besok, Fitriani dkk hanya akan menjadi penonton, toh mereka bisa menyerap ilmu dari tribun. Mereka bisa menimba ilmu dengan melihat langsung penampilan pemain-pemain top dunia seperti Sindhu, Carolina Marin, Ratchanok Intanon, Chen Yufei ataupun Saina Nehwal. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun