Senin. Pertanda awal pekan kembali datang. Padahal, rasanya baru kemarin Senin. Rasanya baru kemarin menyapa jalanan di pagi yang berkabut sembari bersiap menikmati kemacetan. Â
Cepat sekali hari berganti. Itu sejatinya pesan kuat agar kita mau istiqomah bergerak melewati hari. Jangan berdiam diri. Tetapi, mari dinamis menyikapi hari.
Seperti hari yang bergerak bergantian, mari bergerak dinamis menjalani peran. Nikmati beberapa 'peran' yang bisa kita mainkan. Jangan terjebak pada satu yang melenakan.
Sebab, kita bukan bidak di papan catur yang ditakdirkan hanya menjalani peran itu-itu saja. Kita bukan hanya pion yang terus menjadi pion. Kita juga bukan kuda atau benteng yang diatur hanya berjalan begitu-begitu saja.Â
Kita bisa menikmati beberapa peran. Bila kemarin sering terpesona ketika membaca tulisan orang lain, segeralah menghasilkan tulisan yang bisa dibaca dan diresapi manfaatnya oleh orang lain. Bila di lain waktu mewawancara orang, esok waktu gantian menjadi narasumber yang diwawancara karena memiliki kompetensi.
Bila selama ini menjadi anak buah, lain waktu siap tampil menjadi yang memimpin. Begitu pula ketika sholat, tidak selamanya menjadi makmum, juga kudu berani menjadi imam karena memang sudah pantas.
Dan, bila sekarang masih senang bekerja pada orang lain, esok bersemangat bekerja sendiri dan memberi peluang kerja untuk orang lain. Karena bagaimanapun, lebih baik hidup berkecukupan tetapi didapat dari kerja sendiri, daripada menganggur ataupun bekerja tetapi masih suka meminta-minta pada orang lain.
Semuanya mungkin selama mau istiqomah untuk terus bergerak. Bergerak menjadi pribadi yang lebih baik. Bergerak menjadi lebih bermanfaat bagi keluarga dan orang lain. Karena, sebaik-baik manusia adalah mereka yang bisa memberi manfaat pada sesamanya. Bukan sebaliknya. Â Â
Selamat menghirup berkah di awal pekan. Barokallah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H