"Hidup adalah sepuluh persen apa yang terjadi pada Anda dan sembilan puluh persen bagaimana Anda menanggapinya".
Begitu kata analis olahraga yang juga penulis buku motivasi, Lou Holtz. Pria asal Amerika Serikat yang kini berusia 82 tahun ini seolah ingin menyampaikan bahwa ketika seorang atlet mendapatkan gangguan dari lawan semisal intimidasi ataupun kekalahan, maka yang terpenting adalah bagaimana meresponsnya. Bahwa respons yang baik, akan berdampak pada yang baik pula.
Dalam kutipan berenerginya yang lain, Lou Holtz berucap begini "virtually nothing is impossible in this world if you just put your mind to it and maintain a positive attitude".
Saya mendadak teringat sosok Lou Holtz dengan kutipan-kutipannya yang penuh tenaga baik setelah mengikuti perjuangan hebat ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu di semifinal Malaysia Masters 2019 tadi malam. Greysia/Apri lolos ke final setelah memperlihatkan semangat luar biasa saat mengalahkan ganda putri Jepang unggulan 2, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo.
Apa kaitan antara Greysia/Apriyani dan kutipannya Lou Holtz?
Begini. Sampean yang cinta dan mengikuti perkembangan bulutangkis, pastinya tahu betapa ganda putri Jepang kini sangat mendominasi sektor ini. Tidak hanya satu, Jepang punya tiga ganda putri top dunia.
Selain Ayaka/Misaki yang merupakan peraih medali emas Olimpiade 2016, Jepang juga punya Yuki Fukushima yang kini menduduki rangking 1 dunia. Serta, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara yang merupakan juara dunia 2018.
Nah, sepanjang turnamen BWF World Tour tahun 2018 lalu, trio ganda putri Jepang itu bolak-balik mengalahkan Greysia/Apri. Yang menyesakkan, kekalahan Greysia/Apriani seringkali terjadi di semifinal. Ya, mimpi mereka ke final hampir selalu digagalkan oleh ganda Jepang. Bahkan, di semifinal Malaysia Masters tahun ini, Greysia/Apri lagi-lagi dikepung oleh trio ganda putri Jepang tersebut. Â
Toh, seperti kata Lou, dalam hidup, apa yang terjadi pada Anda itu hanyalah sepersepuluh bagian dari hidup. Betapapun menyesakkan, kekalahan-kekalahan yang dialami Greysia/Apri itu hanyalah bagian kecil saja dalam perjalanan karier mereka.
Bagian terbesarnya adalah bagaimana mereka merespons kekalahan-kekalahan itu. Saya yakin, Greysia/Apri dan juga jajaran pelatih ganda putri PBSI, sudah berupaya mencari 'jurus jitu' untuk menaklukkan ganda Jepang. Mereka pastinya tidak hanya pasrah dan menerima autokalah saja ketika bertemu ganda Jepang.
Tetapi memang, pemain-pemain dari negeri Sakura tersebut sulit dikalahkan. Mereka juga paham, permainan bulutangkis itu bak buku terbuka yang semua lawan bisa melihat dan mempelajari permainan mereka. Karenanya, mereka bisa bersikap adaptif selama pertandingan dengan mengubah strategi sesuai karakter lawan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!