Bagaimana rasanya bila penantian panjang yang telah berlangsung selama hampir tiga dekade (30 tahun), sepertinya akan segera berakhir indah? Bagaimana rasanya bila impian yang telah dinanti-nanti lama, sepertinya akan segera jadi nyata?
Suporter klub Liverpool pastinya paham situasi itu. Sebab, para Liverpudlian kini merasakan jawaban dari dua pertanyaan tersebut. Rasa optimistis, yakin, dan percaya diri sekaligus diliputi harap-harap cemas.Â
Ya, penantian panjang Liverpool untuk bisa kembali jadi juara Liga Inggris yang kali terakhir mereka rasakan pada musim 1990 silam, sangat mungkin akan segera menjadi kenyataan. Liverpool kini menjadi kandidat terdepan untuk meraih gelar Premier League Inggris musim 2018/19.
Gambaran bahwa Liverpool bakal merasakan happy ending di akhir musim nanti, setengahnya sudah terlihat di penghujung tahun ini. Liverpool menutup tahun 2018 dengan manis.Â
The Reds---julukan Liverpool mampu pesta gol ke gawang Arsenal di pertandingan pekan ke-20 Liga Inggris yang merupakan pertandingan tutup tahun. Tampil di Anfield, Liverpool menang telak 5-1 atas Arsenal, Minggu (30/12/2018) dini hari tadi.Â
Kemenangan ini menjadi cerminan bahwa Liverpool kini memiliki "bekal cukup" dalam upaya memburu gelar Liga Inggris 2018/19. Liverpool tidak hanya mengandalkan nasib baik.
Pertama perihal kekuatan mental mereka. Jordan Henderson dkk kini tidak gampang nervous dan labil seperti di musim-musim sebelumnya. Terlebih, ketika berada di puncak klasemen, tentunya tekanan akan semakin besar. Ibarat pohon yang semakin tinggi, pastinya akan dihantam angin yang kencang ketimbang rumput.
Sampean yang dini hari tadi melihat langsung jalannya pertandingan di Anfield tersebut, pastinya paham betapa tangguhnya mental tanding Liverpool.
Ya, meski mampu menang besar, Liverpool sempat mengalami tekanan di awal pertandingan lewat serangan balik cepat Arsenal. Bahkan, The Gunners--julukan Arsenal mampu unggul lebih dulu lewat gol Ainsley Maitland-Niles di menit ke-11. Maitland-Niles seperti tak terlihat ketika tiba-tiba berada di depan gawang untuk meneruskan umpan Alex Iwobi dan mencetak gol pertama nya di Premier League.
Kemasukan gol lebih dulu di depan suporter sendiri, bisa saja membuat mental pemain-pemain Liverpool drop. Apalagi, Arsenal kemudian kembali melakukan serangan berbahaya. Namun, Liverpool menolak opsi tersebut.
Justru, Liverpool mampu bereaksi cepat. Mereka malah lebih bersemangat. Tiga menit berselang, hanya dalam  dua menit Liverpool sudah mampu berbalik unggul 2-1 lewat dua gol Roberto Firmino di menit ke-14 dan ke-16.Â