Mengikuti gebyar konser musik "Synchronize Fest 2018" yang digelar mulai 5 Oktober 2018 lalu di Gambir Expo Kemayoran Jakarta dengan menampilkan musisi-musisi tenar Indonesia, saya seperti mengalami cinta lama bersemi kembali.
Kembali ke masa ketika musik menjadi salah satu 'cinta' paling istimewa. Apapun seperti rela dilakukan demi kecintaan pada musik. Demi bisa mendengarkan alunan lagu-lagu favorit.
Dari mulai menyisikan uang saku kuliah yang tidak seberapa demi bisa membeli kaset (pita) baru/bekas yang lantas menjadi ratusan koleksi, bangun tidur dan berangkat tidur ditemani lagu-lagu yang terus mengalun meski pendengarnya sudah tertidur, betah nongkrong di kampus ketika ada acara nge-band, hingga pernah bolos kuliah demi ikut hadir di konser musik.
Hingga kini pun, musik masih menjadi kawan utama dalam beraktivitas. Bekerja menulis rasanya kurang semangat tanpa mendengarkan musik. Yang berbeda mungkin hanya medianya. Bila dulu pakai tape recorder ataupun radio batere manual, sekarang tinggal masuk ke Youtube ataupun Spotify.
Satu hal yang kini sudah sangat jarang dilakukan (karena berbagai alasan) adalah menonton langsung konser musik. Karenanya, begitu tahu ada Synchronize Fest 2018, kerinduan itu kembali muncul. Rindu menyaksikan para 'jagoan musik' Indonesia tampil langsung.
Ah, siapa yang tidak kangen dengan aksi 'jagoan-jagoan tua' macam God Bless yang live performance-nya selalu memukau, siapa yang tidak mupeng dengan penampilan Sheila On7 yang semakin tua aksi live-nya malah semakin matang. Atau Naif yang aksi live-nya tidak pernah membosankan.
Belum lagi Padi yang kini ada embel-embel nama Reborn. Juga salah satu pencipta lagu-lagu dan musik paling indah yang live nya bikin betah, Mocca.
Semuanya bikin rindu. Semuanya bikin cinta lama bersemi kembali. Dan mereka semuanya ada di Synchronize Fest 2018. Plus, masih banyak lagi penyanyi dan juga band-band ternama di Indonesia yang tampil di acara heboh ini.
Ah ya, bicara tentang musik, berbahagialah sampean yang suka mendengarkan musik. Tidak hanya karena menikmati musik jauh lebih baik daripada melihat sinetron yang kini judulnya saja semakin membuat bingung (apalagi jalan ceritanya). Satu dari sekian alasan bagus, musik itu memiliki kekuatan untuk meningkatkan mood kita.
Perihal pengaruh musik ini, konon Charles Darwin pernah menyatakan dalam salah satu suratnya, bahwa "jika saya harus menjalani hidup saya lagi, saya akan membuat peraturan untuk membaca beberapa puisi dan mendengarkan musik setidaknya setiap minggu sekali."
Pun, merujuk pada beberapa referensi yang saya baca, salah satunya di India Times, menyatakan bahwa penelitian di masa lalu telah menunjukkan bagaimana musik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental, tetapi juga bisa membantu kita mengatasi rasa sakit.