Apa momen yang paling sampean (Anda) ingat dari penampilan pebulutangkis Indnesia di Asian Games 2018 lalu? Apakah selebrasi kemenangan buka baju nya Jonatan Christie yang viral itu? Ataukah final sesama ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang mengundang decak kagum?
Sejatinya, ada beberapa momentum hebat pebulutangkis Indonesia di Asian Games 2018 yang mungkin terpinggirkan dalam ingatan. Salah satunya kemenangan Anthony Sinisuka Ginting atas Kento Momota yang menurut saya langka karena sang juara dunia 2018 ini sulit dikalahkan (bahkan tahun ini baru Lee Chong wei yang bisa mengalahkan dia).
Dan, momen hebat lainnya yang sejatinya membanggakan untuk diingat adalah kiprah tunggal putri masa depan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung yang bermain nyaris sempurna di nomor beregu putri.
Diplot sebagai tunggal pertama Indonesia, gadis berusia 19 tahun ini tampil heroik. Dari tiga pertandingan, dia selalu meraih kemenangan. Bukan kemenangan biasa. Sebab, Gregoria mampu mengalahkan beberapa pemain yang secara rangking dunia (BWF) jauh di atasnya. Di antaranya Sun Ji-hyun dari Korea (rangking 8 dunia) yang dia kalahkan di perempat final. Juga, Akane Yamaguchi (rangking 2 dunia) yang dikalahkannya di semifinal, meski pad aakhirnya Indonesia kalah 1-3 dari Jepang.
Dua kemenangan hebat itu diraih Gregoria melalui pertandingan rubber game alias tiga set yang memperlihatkan semangatnya untuk pantang menyerah. Menang di game pertama, lantas kalah di game kedua dan menang dramatis di game ketiga.
Tidak sedikit pecinta bulutangkis Indonesia yang menyebut pebulutangkis kelahiran Wonogiri ini kelak akan menjadi pemain hebat. Gregoria yang tahun lalu meraih gelar juara dunia junior 2017, diyakini akan bertumbuh menjadi tunggal putri andalan Indonesia. Tentunya itu butuh waktu. Gregoria juga harus membuktikan dengan tampil konsisten di turnamen-turnamen BWF World Tour.
Bertemu Intanon, kesempatan Gregoria akhiri penasaran
Ini bukan pertemuan pertama mereka. Sebelumnya, Gregoria pernah bertemu pemain berusia 23 tahun ini. Pertemuan itu terjadi di babak kedua Indonesia Open 2018 pada awal Juli lalu. Kala itu, Jorji--sapaan Gregoria--kalah rubber game 11-21, 21-17, 14-21 dari pebulutangkis yang oleh fansnya akrab disapa May itu.Â
Menariknya, seusai laga itu, Ratchanok memuji Gregoria yang disebutnya lebih kuat dan lebih cepat. Dia bahkan menyebut Gregoria berkembang dalam waktu yang cukup singkat.
Dan, setelah berlalu dua bulan, keduanya akan kembali bertemu. Pertemuan di babak kedua Japan Open 2018 nanti akan menjadi kesempatan Gregoria untuk membuktikan kepada Intanon bahwa dia memang terus berkembang, sekaligus mengakhiri penasarannya. Pasalnya, beberapa tunggal putri Thailand sudah pernah dikalahkannya. Mulai si cantik Nitchaon Jindapol yang merupakan tunggal putri kedua Thailand, lalu Busanan Ongbumrungphan dan Supanida Katethong. Hanya Ratchanok Intanon yang belum bisa dikalahkannya.