Tidak ada pebulutangkis putri Indonesia yang memiliki prestasi segemerlap Liliyana Natsir. Merujuk pada pencapaiannya di lapangan bulutangkis, dia adalah legenda hidup. Seorang legenda yang dihormati kawan dan disegani lawan.
Simak deretan gelar Liliyana berikut ini: peraih medali emas Olimpiade 2016, peraih medali perak Olimpiade 2008, Juara Dunia (world championship) 2005, 2007, 2013, 2017, medali perak Asian Games 2014 dan perunggu 2018, juara Asia 2006 dan 2015, medali emas SEA Games lima kali sejak 2005 -2011, serta puluhan gelar turnamen BWF (23 gelar Super Series dan 10 gelar grand prix/gold).
Masih kurang? Satu lagi, medali emas ganda campuran (bersama Markis Kido) Kejuaraan Asia Junior 2002 di usia 17 tahun.
Namun, dalam olahraga, ada "lawan" yang tidak bisa dilawan oleh atlet manapun. "Lawan" bernama usia yang terus bertambah. Mungkin ada beberapa atlet yang bisa "berdamai dengan usia" dengan terus bermain di usia senja. Tetapi sampai kapan? Pada akhirnya, dia juga akan memutuskan berhenti.
Liliyana pun begitu. Sebagai pebulutangkis, karier Liliyana Natsir kini tengah memasuki "masa senja". Minggu, 9 September kemarin, Liliyana genap berusia 33 tahun. Bila dihitung sejak dia menjadi juara Asia junior pada tahun 2002 silam, Ci Butet--panggilannya, sudah makan asam garam bulutangkis selama 16 tahun.
Satu demi satu pesaing terberatnya di lapangan bulutangkis, sudah pensiun lebih dulu. Mulai dari Zhao Yunlei (32 tahun) dari Tiongkok yang berpasangan dengan Zhang Nan dan pernah menjadi musuh bebuyutannya bersama Tontowi Ahmad. Juga Ma Jin (30 tahun), lawan yang dikalahkannya di final Kejuaraan Dunia 2013. Toh, Liliyana yang lebih senior, tetap saja mengayun raket. Semangatnya masih menyala.
Namun, usia memang sulit diakali. Seberapun Liliyana masih punya semangat tanding, zaman mulai berubah. Bukan hanya Zhang Nan yang kini sudah berganti pasangan dengan gadis muda, Li Yinhui (21 tahun). Beberapa pemain yang dulunya masih "hijau" di era keemasan Liliyana, kini sudah tumbuh menjadi pemain hebat yang sulit dikalahkannya seperti Huang Dongping (23 tahun). Liliyana/Tontowi kalah dari Dongping/Wang Yilu di final Kejuaraan Asia 2018.
Tiongkok juga bolak-balik membuat "jurus baru" untuk menghadang dominasi Liliyana bersama Tontowi. Salah satunya keputusan 'menceraikan' Zheng Siwei/Chen Qingchen jelang penghujung akhir tahun lalu. Padahal, Siwei/Qingchen kala itu masih berstatus ganda campuran rangking 1 dunia. Namun, di tahun itu, mereka nyaris selalu kalah ketika bertemu Tontowi/Liliyana. Salah satunya di final Kejuaraan Dunia 2017 di Glasgow.
Siwei kemudian dipasangkan dengan Huang Yaqiong (yang sebelumnya berpartner dengan Lu Kai--pernah juara All England 2016 tapi kala itu cedera). Mereka berhasil menjadi juara dunia 2018 dan kini rangking 1 dunia.
Dan Siwei/Yaqiong juga menjadi musuh paling sulit bagi Liliyana/Tontowi. Terbaru, Liliyana/Tontowi kalah dari mereka di semifinal Asian Games 2018. Sebelumnya, Liliyana/Tontowi juga kalah di final Indonesia Masters 2018 pada Januari lalu. Meski, mereka sempat mengalahkan Siwei-Yaqiong di semifinal Kejuaraan Asia 2018.