Memiliki dua anak yang doyan mengonsumsi es krim membuat saya cukup akrab dengan es krim. Cukup sering, es krim menjadi 'oleh-oleh' favorit yang wajib dibawa untuk anak-anak sekembali ke rumah dari bekerja.
Dalam memilih es krim untuk anak-anak, saya tidak asal pilih. Meski, pertimbangan saya sebenarnya sederhana. Saya hanya memilih es krim yang 'nama nya jelas'. Bagi saya, nama produk yang jelas, sejalan dengan kualitasnya. Sebab, produk berkualitas pastinya melalui beberapa proses ketat dalam proses produksinya. Bila nama nya meragukan, saya khawatir anak-anak malah akan mengalami dampak buruk dari mengonsumsi es krim.
Itu yang mendasari saya memilih es krim Campina untuk anak-anak. Sepengetahuan saya, Campina itu es krim yang sudah ada sejak zaman saya masih bocah hingga kini membesarkan dua bocah. Pengalaman panjang memproduksi es krim tentunya membuat Campina tidak perlu diragukan dalam kualitas, rasa, keamanan produknya. Karenanya, saya tidak pernah khawatir anak-anak akan batuk atau pilek bila mengonsumsi es krim Campina. Akan beda cerita bila mereka mengonsumsi es krim yang namanya meragukan.
Melihat dari Dekat Pabrik Es Krim Campina Bersama Kompasiana
Karenanya, ketika akhir Juli 2018 lalu, Kompasiana melalui program OnLoc mengajak beberapa Kompasianer berkunjung ke pabrik es krim Campina di kawasan Rungkut Industri, Surabaya, saya tidak ragu untuk ikut mendaftar. Saya ingin mengetahui langsung pabrik es krim Campina serta melihat dari dekat bagaimana mereka memproduksi berbagai varian produk-produknya hingga sampai ke pasaran.


Bagi Campina, Kebersihan yang Utama
Ketika masuk ke lokasi pabrik es krim Campina dan memarkir kendaraan di tempat parkir, saya langsung terkesan dengan betapa bersih dan rapi lingkungan pabrik yang berlokasi di Jalan Rungkut Industri II, No. 15-17 Surabaya ini. Beberapa ruang tembok pabrik juga dipenuhi lukisan mural berwarna-warni cerah. Tidak ada dinding yang kusam. Di sepanjang halaman pabrik juga ada garis kuning yang difungsikan sebagai 'ruang jalan' bagi tamu dan karyawan demi keteraturan dan keamanan karena ada kendaraan operasional pabrik yang seringkali melintas.
Sebelum memasuki pabrik usai mendapatkan briefing singkat dari pihak es krim Campina, kami harus membersihkan telapak tangan melalui alat hand sanitizer yang berada di depan pintu masuk gedung.
Pun, jauh sebelum hari H Kompasiana OnLoc tersebut, saya beberapa kali diingatkan panitia untuk bersepatu tertutup dan berkaos kaki. Awalnya saya berpikir biasa saja. Lha wong cuma memakai kaos kaki dan sepatu. Baru ketika acara, saya baru paham maksudnya. Selama berkegiatan di lokasi pabrik, kami tidak boleh berkaki telanjang. Harus berkaos kaki. Bahkan, saat memasuki toilet pun masih berkaos kaki dengan ada sandal khusus untuk masuk ke toilet. Dan yang menarik, sebelum keluar toilet, kita wajib mencuci tangan menggunakan sabun yang disediakan. Bila tidak dilakukan, bersiaplah terkena sanksi. Ada 'kamera pengintai' yang mengintai apakah kita telah melakukan prosedur itu atau tidak.