Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan, Sudah Bisakah Sabar di Jalan?

28 Mei 2018   09:25 Diperbarui: 28 Mei 2018   10:19 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pernah bekerja di instansi pemerintahan yang mewajibkan karyawannya datang di kantor sebelum pukul 07.30 WIB, membuat saya paham mengapa banyak orang tidak menyukai hari Senin. Bukan hanya karena Senin datang setelah akhir pekan. Namun, lebih karena Senin adalah hari penuh perjuangan di jalan.

Perjalanan dari rumah di Sidoarjo ke tengah kota Surabaya yang normalnya memakan waktu satu jam an (malah di hari Minggu pagi bisa 45 menit an), tetapi di Senin pagi bisa 1 jam 30 menit. Entah kenapa ketika Senin, semua orang seperti bangun pagi dan berangkat menuju tempat kerjanya masing-masing. Imbasnya, jalanan penuh sesak oleh kendaraan dibanding hari-hari biasanya. Mungkin karena ada banyak pekerja yang kembali ke Surabaya setelah berakhir pekan di tempat tinggal masing-masing.  

Dan, berada di jalan dengan kendaraan yang penuh sesak, dengan ribuan orang yang punya kepentingan masing-masing, dengan perilaku yang berbeda satu sama lain, maka satu-satunya bekal yang harus dimiliki adalah sabar.

Sebab, mereka yang berangkat pagi, umumnya para karyawan yang punya tujuan yang sama, yakni bagaimana agar masuk kantor tidak terlambat. Sebab, bila telat, ada konsekuensi yang mesti ditanggung pekerja. Maka, prinsipnya adalah yang penting tiba di kantor secepat mungkin. Prinsip itu yang kemudian memunculkan godaan untuk melakukan apa saja di jalan.

Yang terjadi, menerobos lampu merah jadi hal yang lumrah. Enggan melambatkan laju kendaraan alias tetap ngebut ketika ada pejalan kaki melintas di zebra cross, jadi hal jamak. Menaikkan kendaraannya ke jalur pejalan kaki (pedestrian) juga dianggap biasa. Juga melaju di sela-sela mobil lantas menghantam kaca spion mobil dan berlanjut bunyi klakson si pengendara mobil yang marah, cukup sering terjadi. Atau, latah menyalahkan klakson agar kendaraan di depan kita segera melaju padahal traffic light baru saja berubah warna dari merah ke hijau.

Tidak hanya itu, amarah juga acapkali diumbar di jalanan. Di jalanan, mudah sekali menemukan pengguna jalan yang pamer amarah. Emosi mudah tersulut karena hal sepele. Semisal ketika ada pengendara lain yang membunyikan klakson sembarangan, atau ada pengguna jalan yang pasang lampu sein ke mana dan belok nya ke mana. Belum lagi bila ada pengguna jalan yang meludah sembarangan. Atau berkendara berjejer di jalan seolah-olah jalan sudah disertifikatkan atas nama dia. Terlebih bila ada gesekan kecil hanya karena kendaraan di depannya mengerem mendadak sehingga yang dibelakangnya kaget dan akhirnya brak. Itu urusan bisa runyam.

Nah, Ramadan yang hari ini memasuki hari ke-12, semoga bisa mengajari kita untuk belajar sabar di jalan. Sabar untuk tidak melanggar lampu merah karena itu membahayakan diri sendiri dan orang lain. Sabar untuk tidak melintas di pedestrian hanya gara-gara ingin cepat sampai ke tempat kerja. Bila ingin cepat sampai, ya berangkatlah lebih pagi sehingga kecil kemungkinan telat.

Semoga Ramadan bisa membuat kita yang biasanya mudah "bersumbu pendek" alias gampang marah di jalan, bisa menjadi lebih kalem. Kalau biasanya karena hal-hal sepele kita marah, semoga Ramadan bisa membuat kita belajar memaafkan dan senyumin aja.  

Ya, Ramadan memang tidak sekadar menahan lapar dan haus di waktu yang telah ditentukan. Namun, juga mengajak kita untuk bisa menahan amarah sebagai perwujudan melatih kesabaran. Berkah Ramadan seharusnya bisa membentuk kita menjadi pribadi yang santun. Tidak hanya santun ketika di rumah atau di tempat kerja, tetapi juga di jalanan. Semoga. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun