Manakah yang lebih seru, ngabuburit alias menunggu waktu berbuka puasa di pusat perbelanjaan (mal) atau di ruang terbuka hijau semisal taman atau area persawahan? Kalau yang menjawab pertanyaan ini warga Sidoarjo, rasanya kelompok yang menjawab ngabuburit di mal dan kelompok yang ngabuburit di taman, bakal sama banyaknya. Ya, dari beberapa pilihan lokasi untuk ngabuburit, yang menjadi favorit ya dua itu dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Tampilnya mal dan taman sebagai lokasi favorit ngabuburit di Sidoarjo, tidak lepas dari status kota ini sebagai tetangga nya Surabaya. Selama ini, Sidoarjo seolah "kota tertinggal" yang tertutupi oleh gemerlap prestasi tetangganya itu. Kabar bagusnya, Sidoarjo juga ingin maju seperti tetangganya. Denyut pembangunan sekaligus kebijakan positif yang terjadi di Surabaya, juga terjadi di Sidoarjo.Â
Salah satu wujud geliat pembangunan adalah munculnya pusat-pusat perbelanjaan dan juga kawasan permukiman (kompleks perumahan) baru yang dibangun di Sidoarjo. Dalam hal ini, pihak developer biasanya memakai kalimat "hunian idaman di Selatan Surabaya" untuk mempromosikan 'jualannya'. Meski hal itu berimbas pada area persawahan di Sidoarjo jadi semakin berkurang.
Padahal, semasa di akhir 90-an ketika saya masih SMA, pusat perbelanjaan di Sidoarjo ya cuma ada satu di kawasan Jalan Gajah Mada yang tidak jauh dari alun-alun kota. Dulu, selama Ramadan, mal tersebut plus pusat pertokoan yang ada di kanan kirinya, ramai nggak karuan. Bahkan, sekira dua pekan jelang Lebaran, pada siang hari, kendaraan umum dialihkan dari melintas jalanan protokol di depan mal tersebut demi "memanjakan" masyarakat.
Kini, di Sidoarjo sudah ada empat pusat perbelanjaan yang megah. Dengan empat pusat perbelanjaan megah yang tentu saja didalamnya terdapat food court yang menawarkan berbagai jenis makanan, bisa dibayangkan betapa antusiasme warga Sidoarjo untuk menikmati ngabuburit di mal.
Apa sih serunya ngabuburit di mal? Selain banyak pilihan tempat untuk berbuka puasa, ngabuburit di mal dipilih karena "adem" dan sejuk. Karena hawanya adem dan sejuk, jalan-jalan berkeliling di mal jadi tidak berasa, tau-tau terdengar adzan maghrib. Yang terpenting kuncinya satu, sudah pesan tempat di tempat makan. Bila tidak, di mal hanya sekadar jalan-jalan dan ketika waktu berbuka puasa "tidak kebagian tempat" sehingga harus berbuka puasa di luar mal.
Kabar bagusnya lagi, 'kegilaan' Surabaya dalam membangun taman-taman kota yang adem dan juga 'hidup' di hampir semua kawasan kota, juga menular ke Sidoarjo. Nyatanya, di beberapa wilayah di Sidoarjo, kini bermunculan taman-taman kota yang tidak hanya menjadi ruang terbuka hijau yang rindang, tetapi juga ruang interaksi bagi masyarakat dan rekreaasi keluarga.
Dan, menyoal taman kota di Sidoarjo, ini juga baru terjadi di zaman kekinian. Dulu, ruang terbuka yang ada di pusat kota  hanyalah alun-alun kota. Dulu, belum ada taman kota yang bisa menyatukan warga berkumpul dalam satu tempat. Dulu, agenda ngabuburit favorit bagi yang enggan ke mal ya cuma melintasi areal persawahan. Melihat hamparan sawah, pepohonan, gemericik air sungai, itu sudah sangat mengasyikan dan menjadi cara terbaik untuk menunggu waktu berbuka puasa. Â
Taman kota ini jadi lokasi favorit ngabuburit
Nah, salah satu taman kota yang kini menjadi ikon Sidoarjo adalah Taman Abhirama. Lokasi nya sekitar 500 meter sebelah utara dari Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Hampir setiap hari, taman ini penuh pengunjung, terutama ketika Minggu pagi. Di bulan Ramadan, kepadatan pengunjung berpindah di waktu sore jelang berbuka puasa. Ya, Taman Abhirama kini menjadi tempat favorit ngabuburit.
Yang istimewa dari taman ini, selain udaranya segar karena dipenuhi oleh pohon-pohon rindang, juga ada kolam ikan cukup luas yang dihiasi dengan air mancur dan lengkap dengan gazebo di tengah kolam. Salah satu aktivitas favorit warga ketika di taman ini adalah duduk di sekitar kolam sembari memberi makan ikan. Â Taman ini tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru kota, tapi juga pusat rekreasi keluarga seperti halnya Tamam Bungkul ataupun Taman Flora di Surabaya
Taman yang mudah diakses ini juga dilengkapi dengan berbagai wahana permainan anak-anak. Semisal ayunan, seluncuran ataupun jungkat-jungkit. Plus sarana olahraga dan jogging track. Semua ornamen taman itu membuat warga betah berlama-lama ngabuburit di sana.
Bahkan, bila mau, warga bisa membawa menu berbuka puasa dari rumah untuk disantap bersama. Dan jangan khawatir bakal ketinggalan sholat Maghrib. Sebab, taman ini juga dilengkapi tempat sholat (mushola) tepat di tengah-tengah taman. Sehingga, warga yang ngabuburit di sana, bisa sekalian mendirikan sholat Maghrib sebelum kembali ke rumah. Pendek kata, masyarakat Sidoarjo kini punya alternatif baru dalam ngabuburit bersama keluarga sehingga tidak hanya "nge-mall". Terlebih, untuk berkunjung ke taman ini, warga hanya perlu membayar uang parkir motor Rp 2000 saja.
Sebagai warga, saya tentunya berharap Pemkab Sidoarjo lebih banyak membangun taman-taman aktif dan juga ruang terbuka hijau. Tidak hanya menaruh perhatian besar pada pembangunan fisik. Sebab, keberadaan ruang terbuka hijau tentunya tidak hanya membuat udara kota jadi lebih segar, tetapi juga berfungsi sebagai resapan air untuk mengurangi potensi banjir. Dan, warga juga bisa punya banyak pilihan untuk ngabuburit bersama keluarga. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H