Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kembalinya Tayangan Bulutangkis di Layar TV Kita

22 Mei 2018   12:42 Diperbarui: 22 Mei 2018   13:02 1389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabar gembira, penampilan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan kawan-kawan di Piala Thomas 2018, akan bisa disaksikan melalui layar kaca/Foto: Twitter Inabadminton

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi rupanya punya cara inovatif dalam mempromosikan Asian Games 2018 agar lebih menggaung di masyarakat. Menteri asal Bangkalan, Madura ini 'menyulap' akun Instagramnya layaknya 'posko aduan' yang menerima laporan ataupun curhatan masyarakat perihal perkembangan olahraga tanah air.

Seperti pada 11 Mei lalu, Imam Nahrawi membuat sayembara berhadiah jaket Asian Games keren yang jadi hits setelah dipakai Presiden Jokowi. Sayembaranya mudah. Netizen hanya diminta untuk menyampaikan pertanyaan lewat tagline TanyaINaja dengan tagar #tanyaINaja. IN merupakan inisial nama pak menteri gaul ini. Nantinya, pertanyaan terpilih akan mendapat jaket ekslusif dan langsung dijawab lewat video.

Ada banyak pertanyaan yang disampaikan warganet. Dari mulai pertanyaan serius seperti bagaimana progres persiapan Asian Games yang akan digelar di Jakarta pada bulan September mendatang, hingga pertanyaan menggelitik seperti rahasianya pak menteri bisa senyum setiap hari.

Namun, pertanyaan yang paling banyak disampaikan adalah perihal mengapa kejuaraan bergengsi bulutangkis kini tidak disiarkan oleh TV nasional. para badminton lovers (BL) tanah air, menjadikan kesempatan itu untuk lapor sekaligus berharap ada solusi dari pak menteri. Terlebih, kala itu, belum ada kejelasan apakah "Piala Dunia" nya bulutangkis, Piala Thomas/Uber 2018 akan ditayangkan oleh stasiun televisi nasional.

Dan memang, di tahun 2018 ini, para BL lovers tidak lagi dimanja oleh stasiun TV seperti tahun-tahun sebelumnya. Bila di tahun-tahun sebelumnya, Kompas TV dengan tagline "House of Badminton", sangat rajin menayangkan puluhan turnamen Super Series, tahun ini tidak ada lagi privelege seperti itu.

Semakin mahalnya hak siar tayangan langsung bulutangkis salah satunya karena imbas adanya peraturan dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) bahwa stasiun televisi wajib menayangkan dari babak awal hingga babak akhir walaupun pemain Indonesai tidak masuk court TV, membuat stasiun TV rupanya berpikir dua kali. Sebelumnya, Kompas TV biasanya menayangkan mulai babak perempat final. Itupun khusus untuk court TV--semisal dari lima pertandingan, ada pemain Indonesianya. 

Bila merujuk pada faktor proximity (kedekatan), pilihan itu masuk akal karena masyarakat Indonesia tentunya ingin menyaksikan pahlawan bulutangkis mereka tampil. Kecuali mereka yang memang benar-benar Badminton Lovers sejati, tentunya siapapun yang main akan ditonton.  

Imbasnya, cara paling mudah untuk tetap bisa menikmati pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia tampil adalah melalui live streaming. Tentu saja, tidak semua orang bisa menikmati kemudahan teknologi ini. Apalagi, tidak selalu visualnya cerah seperti tayangan televisi. 

Saya pribadi jauh lebih menikmati menonton lewat layar kaca televisi karena bisa melihat tayangan ulang sekaligus hasil keputusan bila ada pemain meminta "challenge" karena ragu shuttlecock masuk atau keluar.

Nah, kemarin, kabar baik itu akhirnya muncul. Ya, setelah sekian lama menunggu kabar stasiun televisi mana yang mendapat hak siar Piala Thomas dan Uber--bahkan sudah hampir putus asa karena turnamen sudah dimulai sejak Minggu (20/5) kemarin, TVRI akhirnya secara resmi menjadi pemegang hak siar Thomas dan Uber Cup. 

Seharian, kabar TVRI akan menayangkan perjuangan tim putra/putri Indonesia di Piala Thomas/Uber 2018 itu jadi perbincangan netizen di akun-akun Instagram yang selama ini memang fokus mengelola informasi terkait perkembangan bulutangkis.

Merujuk pada informasi yang disampaikan oleh mantan pebulutangkis yang kini kerap menjadi komentator tayangan bulutangkis, Yuni Kartika dalam akun twitternya, TVRI akan menyiarkan tiga pertandingan babak penyisihan Indonesia di ajang Piala Thomas dan Uber. Dimulai nanti malam, Selasa (22/5) pukul 19:00, tim Thomas Indonesia akan menghadapi Thailand pada pertandingan kedua penyisihan Grup B. Ya, akhirnya, kita bisa kembali menyaksikan tim bulutangkis Indonesia tampil membela negara. Meski, jadwal nanti malam bertepatan dengan sholat Tarawih.

Toh, tayangannya tidak hanya hari ini. Pada Rabu, tanggal 23 Mei 2018 besok, TVRI juga akan menayangkan pertandingan tim Uber Indonesia menghadapi Tiongkok pada pukul 09.00 WIB yang merupakan laga terakhir penyisihan Grup D Piala Uber 2018. Serta, laga terakhir penyisihan Grup B Piala Thomas antara Indonesia melawan Korea Selatan.

Perjuangan Greysia Polii/Apriani Rahayu dkk melawan Tiongkok, Rabu (23/5) besok, juga bisa disaksikan lewat layar kaca/Foto: Twitter Inabadminton
Perjuangan Greysia Polii/Apriani Rahayu dkk melawan Tiongkok, Rabu (23/5) besok, juga bisa disaksikan lewat layar kaca/Foto: Twitter Inabadminton
Kabar kembalinya tayangan bulutangkis di layar televisi kita ini datang di saat yang tepat. Sebab, malam nanti, tim putra Indonesia akan melakoni pertandingan krusial menghadapi tuan rumah Thailand. Ini merupakan pertandingan kedua bagi Indonesia dan Thailand. Di pertandingan pertama, Minggu (20/5) Indonesia menang 5-0 atas Kanada. Sementara Thailand kalah tipis dari Korea 2-3. Korea bahkan sudah lolos ke perempat final setelah Senin (21/5/2018) tadi malam, menang 4-1 atas Kanada.

Maknanya, Thailand yang kini dilatih mantan legenda ganda putra Indonesia, Rexy Mainaky, akan mati-matian di pertandingan nanti bila tidak ingin tersingkir cepat. Sementara bagi Indonesia, kemenangan akan membawa Hendra Setiawan dkk lolos ke peempat final. Di atas kertas, Indonesia seharusnya bisa menang. Namun, tampil di rumah sendiri, Thailand bisa saja membuat kejutan. Bagaimana bila Indonesia gagal menang? 

Ah, semoga saja itu tidak terjadi. Sebab, bila gagal memang, Indonesia berarti harus melakoni "laga hidup mati" melawan Korsel di laga terakhir. Sementara Thailand diuntungkan karena bertemu Kanada di pertandingan terakhir.

Nah, dengan adanya tayangan langsung ini, bukan hanya pemain Thailand yang akan mendapat suntikan motivasi pendukungnya. Di era Instagram seperti sekarang, saya yakin pemain-pemain tim putra Indonesia juga sudah tahu bila pertandingan nanti akan disaksikan jutaan rakyat Indonesa. Semoga itu akan menaikkan motivasi mereka untuk meraih kemenangan. Salam  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun