Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merayakan Kebaikan Ibu yang Mereka Sebut "Ibu Tiri"

3 Januari 2018   23:08 Diperbarui: 3 Januari 2018   23:15 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Darinya, Saya Belajar Makna Toleransi 

Ibu juga guru terbaik dalam urusan bersikap toleran pada orang lain. Dia tidak pernah mendikte anak-anaknya untuk hanya bergaul dengan orang-orang tertentu, semisal karena kesamaan agama atau ras. Saya belajar banyak darinya tentang sikap toleran kepada sesama ini.

Pernah ketika SMA, saya dekat dengan teman sekolah yang memiliki keyakinan berbeda. Ketika ada beberapa saudara yang bersuara nyinyir perihal kedekatan saya dengan teman perempuan tersebut, ibu malah berujar santai. Saya masih ingat betul ucapan ibu "nggak apa-apa berkawan dengan siapa saja, asal kamu punya prinsip".

Masih banyak lagi "hadiah" dari ibu yang sangat berarti dalam hidup saya. Hadiah yang telah memberikan pengaruh kuat dalam membentuk karakter saya, juga dalam berinteraksi menjalani kehidupan bermasyarakat.

Ibu, "Pemberi Hadiah" yang Tak Berharap Diberi

Memang, sejak saya kecil, ibu sangat jarang memberikan hadiah barang semisal mainan. Mungkin dulu saya pernah ngambek. Tapi kini, saya menyadari bahwa hadiah dari ibu bukan hanya barang. Sebab, apalah artinya barang yang bisa rusak dalam hitungan bulan bila dibandingkan dengan kebaikan-kebaikan ibu yang sifatnya abadi dan tidak ternilai.

Hebatnya lagi, meski telah memberi hadiah tak terhitung kepada anak-anaknya, ibu tidak mengharapkan imbalan apapun. Petikan lagu anak-anak bahwa kasih ibu itu bagai surya menyinari dunia yang hanya memberi dan tak berharap kembali, sungguh benar adanya. Itu bukan bait lagu yang bisa diperdebatkan seperti halnya lagu balonku atau menanam jagung yang acapkali digugat oleh para komika ketika membawakan materi stand up comedy.  

Pekan lalu, ketika hendak pulang dari berkunjung ke rumah ibu, usai mencium tangannya, saya lantas memberikan sebagian dari rezeki yang saya dapat. Ketika menerima pemberian saya, ibu malah berujar lirih yang membuat saya terhenyak. "Jangan sering-sering ngasih ibu, buat biaya sekolah anakmu saja". 

Terima kasih Kompasiana telah memberikan kesempatan untuk merayakan kebaikan-kebaikan ibu. Merayakan hadiah ibu yang tidak hanya dengan sekadar mengingat, tetapi juga mewariskannya kepada anak-anak. Rasanya, tidak ada balasan yang pantas selain pelukan, ucapan tulus terima kasih dan doa terbaik untuk ibu.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun