Anda yang menyukai film animasi, rasanya sudah tidak asing dengan judul film ini: Ratatouille. Bahkan, mereka yang tidak kenal dekat dengan film rekaan Pixar ini, mungkin sudah pernah berulang kali menontonnya--meski mungkin melihat sekilas dan tidak tahu apa judul film nya.
Sejak dikenalkan ke publik pada sedekade silam (2007), film animasi yang berkisah tentang seekor tikus pandai memasak yang mengambil latar Kota Paris ini merupakan salah satu film paling dicintai oleh pecinta film-film Pixar. Faktanya, Ratatouille termasuk salah satu film Pixar yang disukai. Bahkan, pernah adadi posisi empat besar selain Finding Nemo, Up dan Toy Story. Â
Saya termasuk penyuka film Pixar. Dan tentunya Ratatouille. Ada satu adegan yang paling saya suka dari film Ratatouille. Yakni ketika Igor, si kritikus makanan yang komentar dan ulasannya pedas sehingga ditakuti oleh para juru masak di kota Paris, datang ke restoran tempat si chef tikus itu memasak.
Yang terjadi kemudian, Igor yang berwajah seram itu, langsung terbelalak matanya demi menikmati menu sederhana bernama ratatouille. Ingatannya terbawa ke masa kecilnya ketika dia yang kembali ke rumah dengan wajah sayu selepas bermain sepeda, lantas kembali ceria ketika menyantap ratatouille buatan ibunya. Â
Adegan terpana nya Igor di film Ratatouille itu ternyata nyata adanya. Saya acapkali  mengalaminya langsung ketika mengunjungi ibu pada akhir pekan. Ketika menyantap masakan ibu yang sebenarnya menu sederhana, saya merasakan persis seperti yang dirasakan Igor kala menyantap rataouille di restoran itu. Â
Sejak berumah sendiri setelah menikah pada enam tujuh tahun silam, berkunjung ke rumah ibu palingan hanya dilakukan seminggu sekali atau dua kali. Sebenarnya, jarak rumah dengan rumah ibu, masih dalam satu kota. Namun, rutinitas kerja--perjalanan menuju tempat kerja--yang lumayan melelahkan sehingga ketika sampai rumah badan serasa tinggal capek nya, membuat ajakan anak-anak yang mengajak ke rumah nenek nya, palingan baru bisa terealisasi pada akhir pekan. Â
Dan oleh ibu, kunjungan ke rumah pada akhir pekan itu seolah sudah masuk jadwal tetap. Sehingga, ibu terbiasa untuk menyiapkan masakan yang saya sukai. Malah bila tidak datang acapkali ditelpon. Seperti akhir pekan kemarin, ibu menyiapkan menu sarapan sayur sop berpadu perkedel daging, dadar jagung dan tentu saja sambal terasi. Sederhana sekali. Tapi rasanya luar biasa.
Saya bersyukur memiliki istri yang juga pandai memasak. Itu yang membuat saya lebih suka makan di rumah dibanding menikmati masakan ala warung. Bayangan makan malam bersama istri dan anak-anak Itu yang membuat saya buru-buru pulang ke rumah selepas bekerja. Tetapi, menyantap masakan ibu seperti mendapat bonus "kembali ke masa lalu". Seperti Igor di film itu.
Oh ya, pesan tulisan ini bukan membandingkan masakan ibu dan masakan istri. Karena keduanya sama-sama enak. Pesannya, agar kita yang sudah berumah terpisah dengan orang tua, rajin mengunjung mereka. Terlebih bila usia nya sudah lanjut.
Karena bagi mereka, kedatangan kita bersama cucu, itu hal paling dinanti. Hayuuk yang akhir pekan ini longgar waktunya, sempatkan mengunjungi ibu. Menikmati masakan ibu. Dan jangan lupa, sempatkan berbincang dan melihat senyuman nya. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H