Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Kabar Lubang di Jalan?

16 Februari 2017   11:27 Diperbarui: 16 Februari 2017   11:41 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa kabar jalan? 

Ada yang berbeda dari ‘wajah’ jalanan yang biasa saya lalui dari rumah menuju tempat kerja. Sejak awal pekan lalu, ada tampilan yang menggoda mata saya. Tampilan itu berupa garis warna putih sebagai penanda bagian jalan yang berlubang.

Awalnya saya tidak tertarik karena pemandangan seperti itu bukan hal baru. Sebelumnya sudah pernah ada begituan. Hanya saja, kali ini jumlah nya jauh lebih banyak. Saya tidak sempat menghitung berapa total tanca warna putih itu sepanjang jalan menuju tempat kerja. Yang jelas, jumlah nya banyak. Bentuknya bervariasi. Ada yang berukuran kecil, besar, berbentuk kotak atau bulat.  

Efeknya, saya kini lebih harus berhati-hati kala melintas di jalanan itu. Kecepatan motor harus lebih stabil. Tak boleh ngebut. Sebab, bila melaju dengan kecepatan tinggi, risikonya bisa terkaget-kaget dan telat telat mengantisipasi lubang-lubang jalan itu. Dampaknya tentu bisa menyeramkan.  

Kalau boleh sedikit lebay, saya seeperti Chris Burnett, sang navigator tempur yang diperankan Owen Wilson di film Behind Enemy Lines yang harus berhati-hati melangkah karena ada banyak jebakan ranjau tertanam di ladang perang Bosnia. Salah melangkah bisa berakibat gaswat.  

Dua pekan silam, dalam perjalanan menuju ke rumah mertua di Pandaan, Pasuruan, jalanan malah lebih mirip jalur off road. Berangkat setelah maghrib dengan berkendara mobil, lubang-lubang jalanan itu bak kebalikan dair kamuflase air di padang pasir. Terlihat tidak ada tetapi tahu-tahu ada. Jadilah berkendara seolah tidak punya pilihan melewati ruas yang mana. Pasrah saja.

Ketika membaca ulasan media beroplah besar yang berkantor pusat di Surabaya, barulah saya tahu bahwa lubang di jalan itu ternyata memang teman nya banyak. Berdasarkan penelusuran awak media tersebut pada jalan nasional tersebut, mulai bundaran Waru hingga Porong, jumlah lubang jalan nya tidak hanya puluhan. Tapi ratusan. Ada 331 lubang. Plus sub judul dramatis “pengendara sepeda motor kerap terjatuh”.

Lubang jalan seperti ini tentunya berbeda dengan “lubang di hati” akibat patah hati karena urusan asmara yang terkadang butuh waktu lama untuk sembuh. Butuh perenungan lama untuk menambal lubang di hati ini. Namn, lubang di jalan seperti ini tentunya harus segera disembuhkan (ditambal). Demi keyamanan warga yang melintasi nya. Apalagi, jalanan nasional tersebut dilalui setiap hari.

Terlebih ketika intensitas hujan masih tinggi seperti sekarang. Bila tidak segera diperbaiki, jumlah lubang di jalanan tersebut bisa semakin beranak pinak alias semakin bertambah banyak. Semoga segera ada tindak lanjut dari beliau-beliau yang punya solusi untuk mengatasi masalah ini. Itu cerita jalan saya, bagaimana ‘wajah’ jalanan di kota Anda? Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun