Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pesona Keunikan Papua; Mengintip Cendrawasih Kawin Hingga Atraksi Perang Antarsuku di Lembah Baliem

30 Desember 2016   10:41 Diperbarui: 30 Desember 2016   10:53 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atraksi Perang Antar Suku di Lembah Baliem/TribunNews.com

Potensi wisata Papua tak hanya pantai dan gugusan pulau indah. Di Merauke ada Taman Nasional Wasur yang dipenuhi hamparan padang rumput savana berhias danau-danau kecil dengan bunga teratai. Di sana, hidup berbagai jenis binatang semisal Laolao (sejenis kanguru), rusa, sapi hutan dan berbagai jenis burung. Dan yang paling wow, kita bisa melihat dari dekat rumah semut Musamus yang tingginya mencapai 3 hingga 4 meter.

Serunya Mengintip Cenderawasi Kawin

Datang ke Papua, selain bisa menemukan ‘surga yang tersembunyi’, kita juga bisa menyaksikan momen langka yang hanya ada di Papua. Di kepulauan Yapen yang tidak jauh dari Serui, ada hutan lindung yang merupakan rumah burung khas Papua: Cendrawasih. Selain postur nya lebih besar, burung Cendrawasih di hutan lindung ini warna kuning nya lebih keemasan.  

Ya, wisatawan bisa melihat Cendrawasih di Yapen dengan didampingi pemandu yang merupakan warga setempat. Waktu terbaik untuk mengintip Cendrawasih adalah pagi dan sore hari. Sebelum naik ke gunung, wisatawan bisa menginap di rumah warga sembari berbaur dan melihat tradisi budayanya. Sekarang ini, selain ada Undang-Undang yang mengatur, warga di sana punya kesadaran untuk menjaga Cendrawasih.

Wisatawan bisa melihat Cendrawasih hidup di alam bebas dari jarak dekat. Dan bila beruntung, bisa mengintip Cendrawasih kawin. Ketika Cendrawasih jantan menari-nari dengan mengepakkan sayap sembari mengeluarkan kemampuan bersuara terbaik nya. Inilah momen yang paling dtunggu-tunggu wisatawan. “Jangankan wisatawan, orang Papua juga menunggu itu. Ada kepercayaan, orang bila bisa melihat Cendrawasih kawin, akan mendapatkan keberuntungan,” kata Fikser.

Atraksi Perang Antarsuku

Keragaman suku dan budaya di Papua, juga bisa jadi daya tarik untuk mengundang wisatawan. Di sekitar danau Sentani di Jayapura, setiap tahunnya ada festival budaya yang diikuti lebih dari 10 suku. Dua kelompok besar suku di Papua: suku yang tinggal di pesisir pantai dan suku mendiami pegunungan yang punya budaya berbeda, ikut dalam festival ini. Tampilan budaya yang masih original plus pesona danau Sentani, menjadi daya tarik festival tahunan ini.

Festival Budaya Papua/Antaranews.com
Festival Budaya Papua/Antaranews.com
Dan, menyebut budaya Papua, belum lengkap tanpa menyebut Lembah Baliem, lembah di bentangan Pegunungan Jayawijaya. Di sana ada festival tahunan menampilkan atraksi perang antar suku. Ketika festival itu digelar pada bulan Agustus, semua suku yang tinggal di lembah Baliem akan keluar dengan pakaian adat dan senjata nya masing-masing. Selain pertunjukan perang, wisatawan juga bisa menyaksikan tari-tarian tradisional Papua, balapan babi, lontar rotan, panahan dan sikoko.

Pentingnya Perhatian Pemerintah Daerah

Ya, Papua punya banyak ‘surga tersembunyi’ berupa pesona wisata yang cantik luar biasa dan keunikan tradisi budaya yang tiada dua. Semua potensi itu, bisa menjadi magnet yang kuat untuk menarik wisatawan datang ke Papua. Nah, untuk menarik wisatawan agar mau datang, perlu peran pemerintah daerah (Pemda) di Papua.

Pemda wajib lebih bekerja keras guna mengangkat potensi wisata daerah nya. Kerja keras itu bisa berupa perbaikan sarana infrastruktur semisal mempermudah akses menuju lokasi wisata, memperbanyak penunjuk informasi, hingga membangun sarana prasana di lokasi wisata. Tentunya itu harus didukung dengan anggaran yang dianggarkan setiap tahunnya dari APBD untuk alokasi sektor pariwisata. Pemda juga bisa menggandeng sektor swasta semisal perusahaan untuk menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan nya untuk pengadaan ataupun perbaikan sarana prasana pariwisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun