Tahun ajaran baru sudah akan dimulai pekan depan. Menariknya, yang paling sibuk dalam menyambut tahun ajaran baru ini bukanlah para murid yang akan merasakan kembali proses belajar mengajar ataupun calon murid yang baru akan merasakan suasana sekolah. Justru, para orang tua-lah yang paling heboh. Salah satu kesibukan orang tua adalah memilihkan sekolah untuk anaknya. Bahkan, kesibukan memilih sekolah yang tepat untuk anak tersebut sudah dimulai sejak sebelum pergantian tahun lalu. Ada yang sudah menetapkan pilihan sekolahnya. Ada yang mungkin masih bingung di antara dua pilihan.
Sebagai orang tua, kita tentunya tidak ingin sembarangan mencari sekolah untuk sang buah hati. Apalagi, sekarang ini, memilih sekolah itu ternyata tidak gampang. Berbeda dengan zaman saya kecil dulu di era akhir 80-an yang orientasi nya masih berkutat seputar soal biaya yang tidak mahal dan jarak tempuh yang dekat dengan rumah. Sekarang lebih kompleks. Bahkan soal nama. Dulu, palingan kita hanya mengenal sekolah negeri dan sekolah swasta.
Sekarang, kita tidak lagi hanya mendengar nama sekolah negeri dan sekolah swasta. Kita kian sering mendengar ragam sekolah. Seperti sekolah unggulan, sekolah internasional, sekolah berbasis agama, sekolah dengan asrama, sekolah alam, sekolah bilingual, atau kombinasi antara dua dan tiga kategori ini.
Ini yang membuat pertimbangan orangtua untuk memilih sekolah tidak lagi sederhana. Apalagi, memilih sekolah yang tepat, terutama taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD), merupakan 'investasi jangka panjang' bagi masa depan anak-anak. Karenanya, harus benar-benar dipikirkan.
Memang, kedua faktor (jarak tempuh dan biaya) itu masih menjadi pertimbangan utama bagi kebanyakan orang tua. Tetapi, yang terpenting sejatinya, orang tua harus bisa mengenali kebutuhan anaknya (karena setiap anak itu unik). Sehingga, dalam mencari sekolah, faktor utama adalah sekolah tersebut harus membuat anak bisa belajar dengan menyenangkan dan tidak stres.
Bicara sekolah, untuk tahun ajaran baru nanti, anak saya yang 'naik kelas' ke TK setelah lulus dengan memuaskan di PAUD juga akan merasakan pengalaman baru pindah sekolah. Dan, keputusan menetapkan pilihan sekolah baginya, bukan keputusan singkat.
Saya bersama istri beberapa kali kudu berdiskusi serius perihal beberapa sekolah yang akan dituju. Kami pun melibatkan anak kami untuk ikut menentukan pilihannya.
Kami beberapa kali mengajak dia datang langsung ke beberapa sekolah yang hendak dituju. Memperhatikan kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah itu sehingga punya gambaran seberapa capable sekolah itu dalam mendukung proses belajar-mengajar yang menyenangkan bagi anak. Kami juga melihat cara guru nya mengajar. Melihat suasana kelas nya. Juga mengobrol dengan gurunya. Dengan begitu, kami bisa tahu visi misi sekolah tersebut dan juga kualitas pengajarnya.
Lalu, kami selalu bertanya kepada anak kami. Seperti pertanyaan, “Kakak senang sekolah di sini?” Lalu mengajukan pertanyaan pilihan, “Kakak lebih senang sekolah yang di sini atau yang di sana tadi?” Walau keputusan akhir tentunya ada pada kami.
Nah, ketika melakukan observasi sekolah itu, istri saya menetapkan syarat wajib yang harus dimiliki oleh sekolah. Dia selalu menengok kamar kecil sekolahnya. Melihat bagaimana 'wajah' kamar mandi dan juga toiletnya. Menurutnya, ‘wajah kamar kecil’ sekolah itu sangat penting bagi anak-anak. Bahkan, tidak kalah penting dari kelengkapan sarana sekolah dan kualitas gurunya.
Menurut istri saya, bila kamar kecilnya bersih dan terawat juga air di baknya rajin dibersiihkan, maka sekolah itu juga sangat memerhatikan kebersihan. Dan itu syarat utama dalam mendukung proses belajar anak. Sebaliknya, bila tampilan kamar kecilnya jorok dan kotor, sudah terbayang seperti apa sekolah tersebut.