"Saya tidak pernah lari dari tanggung jawab. Hanya pemain bernyali yang berani mengeksekusi tendangan penalti,” ujar Baggio.
Ya, hanya pemain bernyali saja yang berani mengambil penalti. Berani menghadapi segala risiko. Dan, hanya “pemain yang punya hati saja” yang tidak rela membiarkan rekan setimnya, sendirian menghadapi kesedihan akibat kegagalan penalti. Hanya pemain yang punya empati saja yang tidak mau menyalahkan rekan setimnya yang gagal penalti. Dan itulah yang dilakukan oleh pemain-pemain Timnas Peru di babak perempat final Copa America 2016 ini.
Mereka mengajarkan kepada kita tentang makna “menerima kegagalan tanpa perlu menyalahkan orang lain”. Mereka menunjukkan kepada kita bahwa “memaafkan itu jauh lebih bermartabat daripada terus-terusan menyalahkan”. Meski, boleh jadi Traujo dan Chueva belum memaafkan dirinya sendiri atas kegagalannya. Tetapi, setidaknya, empati dari rekan-rekannya itu akan membuat keduanya belajar memaafkan diri nya sendiri. Salam Copa America 2016. (*)
---