Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Barcelona; Antara “Skenario” dan Terbacanya “Sihir” Luis Enrique

18 April 2016   13:03 Diperbarui: 20 April 2016   22:40 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya hanya cukup berujar Abracadbra dan keajaiban pun terjadi”.

Begitu kata pelatih Barcelona, Luis Enrique Martinez jelang Barcelona bertemu dengan Arsenal di London pada leg I babak 16 besar Liga Champions, 22 Februari lalu. Jawaban itu disampaikan Enrique untuk menjawab pertanyaan jurnalis berbunyi “apa yang Anda lakukan kepada MNS sehingga ketiganya bisa sehati dan ganas di lapangan”.

[caption caption="Barcelona kembali kalah di Liga Spanyol/Daily Mail"][/caption]Dan memang, ‘sihir’ Enrique kala itu ampuh. Trio Messi-Neymar-Suarez (MNS) tampil luar biasa di London. ketiganya mengacak-acak pertahanan Arsenal. Barcelona menang 0-2 dengan dua gol diciptakan oleh Messi. Padahal, sebelumnya, Messi tak pernah bisa bikin gol ke gawang Petr Cech (mantan kiper Chelsea) yang musim ini berkostum Arsenal. Kala itu, trio MNS sudah mencetak 93 gol dan menjadi ruh kekuatan Barcelona yang tidak terkalahkan di semua ajang.

Namun, itu dulu. Kini, ‘sihir’ Enrique tak lagi ampuh. Trio MNS yang dulu begitu menakutkan, kini tidak lagi ganas. Bukti teranyar tidak bekerjanya sihir Enrique terlihat ketika Barcelona menyerah 1-2 dari Valencia di Nou Camp pada laga lanjutan Liga Spanyol, Minggu (17/4) malam waktu setempat.

Ya, Valencia menang di Nou Camp. Tim yang dua kali memecat pelatih dan pada 4 Februari lalu digunduli Barcelona 7-0 di ajang semifinal pertama Piala Raja Spanyol, kini justru bisa berbalik menang. Dan ini kekalahan ketiga beruntun Barcelona di Liga Spanyol. Sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya ketika Barcelona gagah perkasa mencatat 39 laga tak terkalahkan. Ada apa dengan Barcelona ?

Padahal, sebelum laga, Barcelonistas yakin seyakin-yakinnya, Enrique akan kembali membawa timnya ke jalur kemenangan setelah kalah beruntun di Liga Spanyol. Spanduk bertuliskan “we will win again” terpampang di tribun Nou Camp. Pun, bek Barcelona, Daniel Alves dalam akun Instagram nya, merekam pesan begini “dont worry darling, it’s only football”.

Padahal, Barcelona diperkuat mesin gol mereka, trio Messi-Neymar-Suarez. Plus trio Sergio Busquets-Ivan Rakitic dan Andres Iniesta di lini tengah. Padahal, Barcelona bermain di “taman bermain” mereka, Nou Camp.

Padahal, Barcelona mutlak menguasai pertandingan dengan penguasaan bola 72 persen berbanding 28 persen milik Valencia. Padahal, Barcelona melakukan 13 kali upaya shoots on goal. Sementara Valencia hanya mampu tiga kali menciptakan peluang.

Tetapi, yang terjadi, tiga peluang Valencia itu justru dua diantaranya menjadi gol. Gol pertama berbau keberuntungan setelah sepakan Siqueira membentur badan Rakitic. Dan gol kedua, berawal dari serangan balik cepat yang dituntaskan oleh Santi Mina.

[caption caption="Pemain Valencia, merayakan kemenangan di Nou Camp/Daily Mail"]

[/caption]Sementara tendangan Luis Suarez dari jarak dekat di menit ke-9 tepat mengarah ke Diego Alves, kiper Valencia. Sepakan lob Neymar yang seharusnya jadi gol cantik, ternyata juga masih bisa ditinju Alves. Begitu juga one two Messi-Rakitic yang gagal diselesaikan Suarez, serta umpan manja Messi ke Neymar yang belum bisa dikonversi jadi gol. Entah kenapa semua upaya Barca gagal. Ada apa dengan Barcelona?

Ah, mungkin ‘sihir’ Enrique memang sedang tidak bekerja. Lebih tepatnya, sedang tidak bekerja ketika menghadapi sesama tim Spanyol. Mantra “abrakadabra” nya Enrique yang musim 2014/15 lalu berbuah treble winners (juara Liga Spanyol, Piala Raja Spanyol dan Liga Champions) plus Piala Super Eropa trofi Kejuaraan Dunia, kini sudah bisa dibaca tim-tim pesaing Barca di Spanyol.

[caption caption=""Sihir" Luis Enrique mulai bisa dibaca lawan-lawan Barcelona/Daily Mail"]

[/caption]Ya, tidak sulit mengandaikan bila tim-tim di Spanyol setiap pekannya memelototi cara main Barca era Enrique demi mengetahui cara mengalahkan mereka. Utamanya cara menghentikan trio MNS. Dan itu bisa diterapkan dengan baik oleh Real Madrid, Real Sociedad dan Valencia. Bukankah tersingkirnya Barcelona di Liga Champions juga karena bertemu tim sesama Spanyol?

Kemungkinan kedua, mungkin saja Lionel Messi cs masih belum bisa move on dari kegagalan lolos ke semifinal Liga Champions. Sehingga, mereka pun seperti kehilangan harapan melakoni sisa musim ini (ini kemungkinan yang rada lebay)

Atau malah, mungkin saja (menyitir ucapan seorang teman), jalannya Liga Spanyol memang sudah diatur begini. Ada ‘skenario’ supaya Liga Spanyol menjadi lebih seru. Maklum, Barcelona sebelumnya unggul jauh, 9 poin dari tim peringkat dua, Atletico Madrid dan 10 poin dari peringkat tiga Real Madrid. Bila begitu, Liga Spanyol menjadi kurang menarik.

Makanya, “diatur” agar Barca “terpeleset” supaya poin nya nggak jauh-jauh dari pesaingnya, supaya liga jadi menarik. Makanya, poin Barca kini bisa disamain Atletico dan hanya berjarak satu poin dari Real Madrid. Kata teman saya, memang diatur begitu supaya Liga Spanyol tetap seru, supaya penonton mau datang ke stadion (ah, komentar yang ngaco).

Betapa tidak ngaco. Pertama, kok mau-maunya Barcelona, tim terbaik di planet ini “mau diatur” hanya karena alasan agar kompetisi menjadi lebih seru. Kedua, lha penonton di kompetisi kan sudah ada tiket musiman. Jadi ya, liga gak bakalan sepi.

Dan namanya ngaco, se-ngaco-ngaco nya kan kemungkinan nya kalau tidak benar ya salah. Andai bila nanti Barcelona kembali menangan dan dua pesaingnya kalah lantas jarak poin kembali melebar, komentar yang muncul pastinya “tuh kan bener, Barcelona kembali menangan. Kemarin itu supaya Liga Spanyol seru saja”. Namun, bila ternyata pekan depan Barcelona kembali kalah, komentarnya akan berubah lagi menjadi begini “ah, memang Barcelona sudah di-setting untuk tidak juara”. Ngaco kan ?

Maksud saya, masak untuk mengamati sepak bola saja, kita mesti berburuk sangka pada siapa saja. Masak untuk mengamati sepak bola saja, kita mesti mengandai-andaikan kemungkinan yang justru menafikkan keluhuran sepak bola itu sendiri. Ada baiknya mencermati kenapa Barcelona bisa kalah beruntun. Ada baiknya menganalisa strategi lawan-lawan Barcelona sehingga bisa menang. Saya kira itu lebih cerdas.

Satu yang pasti, kekalahan dari Valencia ini membuat Barcelona dalam “fase mengkhawatirkan”. Bila tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin, Barcelona tidak akan meraih apa-apa di akhir musim ini. Sebab, Liga Spanyol masih menyisakan lima pertandingan sisa. Tiga diantaranya, Barcelona harus melakoni laga away (melawan Deportivo La Coruna, Real Betis dan Granada). Serta dua laga home menjamu Sporting Gijon dan derby Katalan melawan Espanyol.

Bila ingin juara, Barcelona tidak boleh lagi terpeleset. Sebab poin mereka kini sama dengan Atletico 76 poin. Barcelona hanya diuntungkan head to head yang lebih baik atas Atletico (sepasang kemenangan 2-1 di Liga Spanyol). Sekali saja Barcelona bermain imbang, Atletico siap mengambil alih status pemimpin klasemen.

Apalagi, Atletico kini tengah sangat termotivasi usai bisa menyamai poin Barcelona plus memastikan lolos ke semifinal Liga Champions. Belum lagi ancaman dari Real Madrid yang hanya berjarak satu poin dan juga tengah on fire.

[caption caption="Fernando Torres (kanan), andalan Atletico memburu Barcelona/Daily Mail"]

[/caption]Liga Spanyol akan kembali bergulir tengah pekan ini. Barca akan away ke Riazor, melawan tim peringkat 13, Deportivo Coruna. Lalu, Atletico away ke San Mames menantang tim peringkat lima, Athletic Bilbao. Dan, Real Madrid menjamu tim peringkat empat Villarreal. Mungkinkah akan ada pergantian pemuncak klasemen? Atau posisi tiga besar akan tetap status quo? Mari menunggu “sihir Enrique” akan kembali bekerja atau malah tetap memble. Salam dari Surabaya-Sidoarjo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun