PENDAHULUANÂ
Prof. Dr . K.H. Haedar Nashir, M.Si atau akrab di sapa Buya Haedar adalah toko ulama dan cendekiawan Indonesia. Ia menjabat sebagai ketua Umum Persyarikatan Muhammadiyah Periode 2022-2027. Di internal Muhammadiyah dan di kalangan IMM (ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) beliau sudah sangat di kenal, dan beliau pernah menjadi Sekertaris ketika Buya Syafi'i Menjabat sebagai Ketua umum.
Selain aktif di organisasi Muhammadiyah pria yang kerap di sapa Haedar Nashir ini Bekerja sebagai dosen program Doktor politik Islam pada program pascasarjana universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Haedar Nashir pernah mendapatkan cum laude di Universitas Gadjah Mada dengan ciptaan karya tulis ilmiah baik berupa buku maupun artikel yang di muat di berbagai media bahkan Haedar Nashir menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah sinar Muhammadiyah. Selain itu Haedar Nashir pernah menulis buku bertajuk "Muhammadiyah sebagai Gerakan Pembaharuan" yang di nilai sangat refrensial seiring intelektualitas dan Keilmuanya yang makin mumpuni, karir Haedar Nashir di Muhammadiyah semakin meroket, dari organisasi pemuda Muhammadiyah sampai di berikan amanah menjadi PP Muhammadiyah hingga menjadi salah satu ketua PP Muhammadiyah.
Haedar Nashir adalah sosok seorang tokoh yang dikenal sebagai aktivis Muslim yang berpengaruh di Indonesia. Beliau lahir di Bandung, Jawa Tengah, pada 28 februari 1958. Haedar Nashir memiliki latar belakang pendidikan yang kuat, memperoleh gelar sarjana teknik industri dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan gelar magister manajemen dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
karir Haedar Nashir di dunia aktivisme dimulai sejak mahasiswa. Beliau terlibat dalam organisasi mahasiswa Islam dan menjadi aktivis Islam di kampus. Sejak itu, Haedar Nashir terus terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan Islam yang progresif dan berkeadilan. Beliau terlibat dalam Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII) dan juga menjadi anggota Nahdatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Selama berkarir, Haedar Nashir terlibat aktif dalam Gerakan Pemuda (GP) Ansor, sayap pemuda NU yang berbasis di Jawa Tengah. Keterlibatannya dalam organisasi massa Islam membuatnya semakin dikenal di kalangan aktivis Islam di Indonesia.
Pada tahun 2005, Haedar Nashir terpilih sebagai Wakil Ketua Umum PP Muhammadiyah Bidang Pendidikan, menjadi bagian dari kepengurusan di organisasi Islam moderat terbesar di Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, Muhammadiyah terus mengembangkan berbagai program pendidikan dan kesejahteraan sosial di seluruh Indonesia. Salah satu fokus utamanya adalah pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan pengentasan kemiskinan.
Selain itu pula Haedar Nashir juga dikenal sebagai seorang intelektual yang aktif dalam mendiskusikan isu-isu sosial dan politik di Indonesia. Beliau sering menulis artikel dan menjadi pembicara dalam berbagai forum diskusi tentang pluralisme, demokrasi, dan isu-isu kebangsaan lainnya. Pemikirannya yang progresif dan moderat membuatnya menjadi salah satu suara yang dihormati dalam wacana keagamaan dan sosial di Indonesia.
Sebagai seorang pemimpin Muhammadiyah, Haedar Nashir juga berperan dalam mempromosikan kerukunan antar agama dan perdamaian di Indonesia. Beliau mengadvokasi konsep Islam yang toleran dan berupaya untuk membangun dialog antar agama yang harmonis di tengah masyarakat yang beragam suku dan agama.
Haedar Nashir juga memiliki peran yang signifikan dalam menjembatani hubungan antara Muhammadiyah dan NU, dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yang sebelumnya pernah memiliki perbedaan pandangan dalam beberapa isu. Dengan kepemimpinan yang bijaksana, Haedar Nashir memainkan peran penting dalam memperkuat kerja sama antara kedua organisasi besar Islam ini.
Sebagai seorang tokoh publik, Haedar Nashir juga dikenal sebagai penganjur pembangunan ekonomi berbasis keadilan dan kesejahteraan sosial. Beliau sering berbicara tentang pentingnya pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat, terutama kaum miskin dan terpinggirkan di Indonesia.