Kosmetik pada umumnya terdiri dari berbagai macam senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa organik yang umum adanya minyak dan lemak alami yang dimodifikasi serta berbagai macam zat yang berasal dari petrokimia. Pembuatan kosmetik didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan multinasional yang berdiri pada awal abad ke-20, tetapi distribusi dan penjualan tersebar di antara berbagai macam bisnis. Produk kosmetik dapat dijual eceran di toko kecantikan, departement store dan hypermarket, toko obat, toko serba ada, toko kelontong, toko perlengkapan kecantikan, dan jenis toko daring yang serupa atau di keberadaan daring dari jenis toko fisik ini.
 Pada awalnya kosmetik digunakan oleh gadis-gadis usia muda, dan pria dianggap tidak lazim menggunakan produk kosmetik. Kritik terhadap kosmetik datang dari berbagai sumber termaksud beberapa feminis, kelompok agama, aktivitas, penulis dan beberapa kelompok kepentingan publik. Namun zaman sekarang, generasi muda lebih menerima pria yang memakai riasan, dan menjaga penampilannya. Meskipun mungkin masih ada beberapa tekanan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan norma gender tradisional, ada juga penerimaan yang semakin meningkat terhadap ekpresi individu dan melepaskan diri dari peran gender tradisional. Terutama pada perkembangan teknologi informasi saat ini mempermudah penyebaran tren penggunaan produk kosmetik. Dengan adanya penyebaran tren pengguaan produk kosmetik ini yang disebarluaskan oleh artis, public figure, influencer dan brand ambasardos produk kosmetik tersebut.
 Salah satu faktor utama yang mendorong perluasan pasar kosmetik adalah meningkatnya kesadaran konsumen untuk meningkatkan penampilan pribadi mereka. Di kalangan generasi muda, produk yang terkait dengan perawatan kulit, kosmetik warna dan perawatan rambut telah mendapatkan popularitas sebagai komponen penting dalam rutinitas perawatan penampilan mereka. Dan juga adanya pengenalan kosmetik yang mengandung bahan-bahan alami, tidak beracun, dan organik semakin berkontribusi terhadap perluasan pasar. Dengan adanya produk yang mengandung bahan alami ini menambah minat konsumen dimana mereka menunjukkan keinginan untuk membayar lebih untuk merek ramah lingkungan, mereka mencari brand produk terakreditas yang memenuhi standar lingkungan yang menekankan penggunaan bahan yang berkelanjutan dan ramah ditubuh mereka. Brand kosmetik yang menggunakan bahan organik, alami dan ramah lingkungan mempromosikan manfaat kesehatannya dan dampaknya untuk masa yang akan mendatang lebih mungkin untuk mendapatkan daya tarik diantara konsumen yang sadar lingkungan. Dengan adanya sistem promosi seperti itu dapat meningkatkan permintaan terhadap produk kosmetik dan menambah pendapatan pemerintah melalui peran konsumen sebagai pembeli faktor produksi.
 Tahap pertumbuhan pasar didominasi oleh perusahaan mapan yang memiliki pangsa pasar signifikan dan kemampuan manufaktur yang kuat dan mendukung jaringan distribusi produk yang luas dan hubungan yang erat dengan pelanggan karena telah mendapat perhatian dan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang berfokus pada produk kosmetik tersebut. Inovasi, peluncuran produk, pengenalan merek dan perluasan koneksi melalui promosi, iklan yang memanfaatkan media sosial, menjalin kerjasama dengan infuencer maupun public figure, menciptakan tren, berpartisipasi dalam komunitas, menawarkan sampel produk kepada calon pelanggan, memenuhi tren yang terus berkembang dan menjalin hubungan baik dengan pelanggan. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk memenuhi beragam kebutuhan konsumen, mempertahankan daya saing dan memastikan keberhasilan jangka panjang.Â
 Kosmetik wanita menyumbang pangsa pendapatan penerimaan perusahaan bidang kosmetik lebih besar dibanding dengan kosmetik laki-laki. Permintaan kosmetik di kalangan wanita mengalami perubahan transformatif yang dipengaruhi oleh influencer dan selebritas. Hal ini mencerminkan tren yang berkembang dimana selebritas memanfatkan pengaruh mereka untuk menciptakan lini produk kosmetik, membentuk preferensi konsumen dan mendorong pertumbuhan pasar. Meskipun promosi dan iklan besar-besaran lebih dominan menggunakan teknologi informasi saat ini, penjualan kosmetik melalui saluran offline sebenarnya lebih menyumbang pangsa pendapatan yang lebih besar. Ini dikarenakan konsumen sering kali lebih suka membeli produk kosmetik melalui saluran offline karena mereka dapat melihat, menyentuh dan mencoba produk secara langsung, terutama untuk kosmetik, perawatan kulit dan wewangian yang memungkinkan mereka menilai tekstur, aroma dan kesesuaian dengan kulit atau preferensi mereka. Meskipun sebenarnya pembelian secara online menawarkan banyak kemudahan seperti kemudahan transaksi, hemat waktu dan tenaga, pilihan yang beragam, menawarkan banyak diskon dan promo serta produk diantar langsung ke tempat konsumen.
 Produk kosmetik yang beredar di kalangan konsumen berasal dari brand kosmetik lokal dan brand kosmetik dari luar negeri. Di Indonesia sendiri, produk kosmetik dari brand lokal mengalami pertumbuhan yang cukup signifiikan dimana ini menjadi indikasi meningkatkan kualitas produk brand lokal yang mampu bersaing dengan berbagi brand luar negeri. Industri kosmetik lokal digolongkan sebagai industri kecil dan menengah yang mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar dimana potensi ini mendukung pertumbuhan ekonomi, juga akan memberikan dampak sosial yang signifikan, mengurangi kemiskinan dan mendorong inovasi dalam industri kosmetik. Peningkatan jumlah brand kosmetik lokal menjadi bukti bahwa kualitas produk lokal semakin baik serta kemampuan industri lokal juga semakin berdaya saing dengan brand luar negeri. Indonesia juga memiliki potensi dan peluang yang besar dalam pengembangan industri kosmetik sebab Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya akan tanaman herbal, yang secara turun temurun digunakan untuk obat herbal dan produk kosmetik. Keberadaan hutan tropis Indonesia yang kaya akan tanaman herbal juga menjadi kekuatan bagi Indonesia sebagai sumber bahan baku alami pembuatan produk kosmetik sehingga dapat mengurangi kegiatan ekspor bahan baku pembuatan produk kosmetik.
 Dengan adanya inovasi dalam pengembangan produk kosmetik lokal, Indonesia dapat dengan optimis meningkatkan pertumbuhan dan permintaan yang dapat diterima pasar domestik dan internasional. Ini juga menunjukkan semakin meningkatnya investasi pada sektor industri kosmetik dan ini akan menjadi momentum penting bagi pengembangan lebih lanjut terhadap produk-produk lokal yang berbasis bahan alami Indonesia serta meningkatkan kebanggaan menggunakan produk dalam negeri. Tak hanya faktor penggunaan bahan alami, produk kosmetik Indonesai juga menunjukkan sertifikasi halal. Sertifikasi halal ini dapat menambah kepercayaan konsumen menggunakan produk tersebut terutama konsumen di Indonesia didominasi oleh pemeluk agama Islam. Pemerintah Indonesia turut memberikan dukungan berbagai bentuk dukungan terhadap industri kosmetik di Indonesia diantaranya transformasi penerapan teknologi digital, kemudahan sertifikasi halal, pengembangan SDM serta promosi dan pameran internasional. Pemerintah berharap dukungan tersebut dapat mendorong pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian nasional serta dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam luar negeri juga.
 Pemerintah juga berperan aktif dalam menyediakan fasilitas ekspor serta promosi berbagai ajang pameran internasional sehingga peningkatan daya saing produk kosmetik lokal yang mampu menembus pasar internasional. Pemerintah menilai bagaimana industri kosmetik di Indonesia mengalami lonjakan tiap tahunnya terutama saat masa pandemi. Namun dibalik bantuan dan dukungan dari pemerintah, tetap saja banyak tantangan yang akan dihadapi oleh industri kosmetik terutama untuk bersaing di pasar yang kompetitif. Itulah mengapa pelaku industri produk kosmetik perlu memahami preferensi konsumen dan menyesuaikan produk sesuai dengan tren yang sedang berkembang. Selain itu, strategi pemasaran yang efektif juga menjadi kunci untuk menembus pasar yang semakin dinamis. Pelaku industri kosmetik untuk meningkatkan daya saingnya perlu memperkuat jaringan antar pelaku usaha serta meningkatkan keterampilan dan inovasi produk.
 Berbagai tantangan yang dihadapi pelaku industri kosmetik ini bisa berasal dari sisi regulasi, pemasaran hingga persaingan global. Kosmetik dari luar negeri umumnya lebih dikenal luas karena reputasi global dan budget pemasaran yang besar, tidak hanya itu, produk kosmetik dari luar negeri menawarkan produk yang lebih inovatif, berkualitas tinggi dan memiliki distribusi yang lebih luas dibanding dengan produk kosmetik lokal. Adanya regulasi yang ketat mengenai keamanan kosmetik juga menjadi tantangan bagi produsen kosmetik lokal. Produsen kosmetik harus mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan bahwa produk yang dijual aman digunakan konsumen sementara itu proses sertifikasi BPOM bisa memakan waktu lama dan mahal yang menjadi hambatan bagi industri kosmetik lokal. Di Indonesia sendiri, banyak perusahaan kosmetik lokal yang belum memiliki kapasitas riset dan pengembangan yang kuat untuk menciptakan produk yang inovatif dan bersaing dengan produk intenasional. Beberapa merek lokal menghadapi kesulitan dalam menciptakan produk dengan formula yang kompleks atau dengan klaim tertentu yang semakin diminati oleh konsumen. Merek lokal sering kali harus berusaha keras untuk menemukan bahan baku yang berkualitas dan harganya tetap terjangkau. Hal ini membuat industri kosmetik lokal sulit untuk mengikuti tren gobal yang semakin berkembang dengan cepat. Tak hanya itu, akses pasar juga menjadi masalah signifikan bagi pelaku industri kosmetik lokal, terutama yang lebih kecil atau baru memulai usahanya. Jaringan distribusi yang terbatas, baik offline maupun online menjadi hambatan untuk menjangkau konsumen seluruh Indonesia terutama di daerah yang lebih terpencil. Ini juga dipengaruhi oleh banyak merek kosmetik lokal yang masih bergantung pada distribusi di toko-toko tradisional atau pasar-pasar kecil yang membatasi kemampuan mereka untuk beerkembang di pasar yang lebih luas.
 Diluar bantuan dan dukungan pemerintah, pelaku industri kosmetik lokal perlu meningkatkan kapasitas riset dan pengembangan untuk menciptakan produk yang inovatif, berkualitas tinggi dan dapat bersaing dengan merek internasional. Ini bisa dilakukan dengan menggandeng lembaga riset untuk pengembangan produk berbasis bahan alami Indonesia yang lebih modern dan sesuai dengan tren pasar global, seperti produk anti-aging, kosmetik berbasis teknologi nano atau produk vegan dan cruelty-free. Kosmetik lokal perlu lebih fokus pada kualitas dan keberagaman produk, termasuk penggunaan bahan alami yang khas dari Indonesia. Dengan adanya permintaan pasar terhadap kosmetik berbahan alami dan ramah lingkungan, kosmetik lokal dapat memanfaatkan potensi kekayaan alam Indonesia untuk menciptakan produk yang lebih diferensiasi. Perusahaan kosmetik lokal perlu meningkatkan upaya pemasaran dan branding untuk bersaing dengan produk internasional. Ini termasuk memperkuat citra merek dan memanfaatkan teknologi digital untuk promosi yang lebih efektif. Untuk mengatasi kendala finansial dan memperkuat kapasitas produksi, pelaku industri kosmetik lokal dapat mencari pembiayaan alternatif dan memperkuat kolaborasi dengan investor atau lembaga keuangan untuk mengembangkan bisnis mereka. Dengan langkah-langkah strategis di atas, industri kosmetik lokal Indonesia dapat mengatasi tantangan yang ada, meningkatkan daya saing, dan memperluas pangsa pasar domestik serta internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H