Ketika sudah sampai di depan kantor dewan guru, saya pun dipersilakan masuk ke dalam. Dan saya melirik selembar kerta yang tertempel di pintu masuk dengan tulisan "For Students: No English/Arabic, No Service" plus gambar kartun cewek imut dengan hijab.
"Ini salah satu bentuk edukasi integrasi yang kita terapkan di DEA, jadi walaupun mereka (siswa-siswi) masih setingkat SMP kita sudah biasakan untuk menggunakan bahasa Inggris dan Arab sebagai bagian dari percapakan dengan dewan guru. Biarpun belum sempurna, setidaknya mereka tidak malu untuk belajar bahasa asing," sebut Tgk Muda.
Dan kenyataan pun benar, ketika beberapa siswa-siswi dayah ini masuk ke kantor dewan guru untuk keperluan tertentu seperti meminjam keperluan untuk belajar, tak pernah alpa mereka mengucapkan salam dan langsung berbicara bahasa Inggris atau bahasa Arab dengan guru mereka.Â
Bagi saya pribadi, hal ini luar biasa. Bagaimana tidak? Dayah yang berada di pelosok desa ini telah menunjukkan secara perlahan generasi unggul setidaknya dari sisi belajar berbahasa dan juga berani untuk berbicara.
Selain itu, saya juga melihat kesiagapan dewan guru. Dimana SDM yang terpilih untuk mengayomi siswa-siswi di DEA ini tentunya juga adalah guru pilihan dan bukan sembarang. Mereka berani mengabdi untuk mendidik generasi yang punya latar belakang keluarga yang berbeda-beda seperti generasi pasca-konflik, tsunami dan yatim.
Hal yang paling membuat saya terkejut, saat Tgk Muda menjelaskan soal generasi pasca-konflik yang memilih DEA sebagai pilihan untuk merubah paradigma yang selama ini dipikirkan di dalam memori mereka.
Apa saja memori mereka soal pasca-konflik dan kenapa mereka tetap bertahan di DEA? Kisah dan pengalaman ini akan saya sambungkan di tulisan berikutnya ya...
[caption caption="Belajar dan beradaptasi dengan informasi non-akademis. Dok Tgk Muda"]
Tulisan pertama, Melahirkan Generasi Wirausaha dari Dayah.
Tulisan kedua, Impian Ingin Menjadi Panglima GAM.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H