[caption id="attachment_338357" align="aligncenter" width="600" caption="Hari Kesenian Daerah Aceh"][/caption]
BEBERAPA hari lalu, Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh baru saja menggelar Hari Kesenian Daerah (HKD) Aceh yang dipusatkan di Taman Ratu Syafiatuddin (TARASA) Banda Aceh.
Saya termasuk salah satu orang yang juga sedikit kaget dengan acara ini, kenapa? Karena saya baru tahu, bahwa HKDA telah memasuki tahun ketujuh (sejak digelar pertama tahun 2007), mungkin saja kegiatan ini cukup sunyi tahun-tahun lalu dibandingkan tahun ini.
HKD Aceh yang digelar Selasa (12/8/2014) malam tersebut mengangkat tema "Dengan Seni Kita Berbagi", begitulah yang tertulis dalam sebuah spanduk yang saya ambil dari laman resmi Disbudpar Aceh.
TARASA dan Tacoba-coba
Taman Ratu Syafiatuddin atau disingkat TARASA memang identik sekali dengan pusat dari kegiatan Pekan Kebudayan Aceh (PKA) yang tahun lalu juga sudah berhasil digelar di lokasi yang sama. Namun, kemunculan TARASA yang melepaskan ikon PKA acara empat tahunan sekali ini tentu menjadi wacana yang menarik bagi pecinta seni Aceh.
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) memang ada di Jakarta, Taman Mini Aceh juga sepatutnya telah hadir di arena PKA tersebut. Kemunculan ikon dan nama TARASA memang harus tacoba-coba. Mengapa demikian? Karena dari sejumlah perhelatan seni baik tingkat kota/kabupaten di Banda Aceh sangat sering memanfaatkan Taman Budaya, lalu mau dibawa kemana TARASA yang luas itu?
Mungkin dengan kemunculan HKD Aceh beberapa waktu lalu, setidaknya menjawab sudah hasrat seniman dari sejumlah Aceh untuk kembali menggairahkan semangat dan pengembangan seni budaya Aceh lewat venue TARASA ini bagi 23 kota/kabupaten yang ada di seluruh Aceh.
"Pagelaran ini adalah wadah bagi seniman dari 23 kab/kota se Aceh untuk mengapresiasikan kreativitas seninya sekaligus bertujuan melestarikan seni dan budaya Aceh, memupuk kecintaan dan partisipasi aktif masyarakat terhadap pengembangan seni dan budaya lokal serta mengoptimalkan fungsi (sarana) aset-aset pemerintah diantaranya Taman Sulthanah Safiatuddin, Taman Budaya, dll, sebagai rumah kreasi seni bagi semua peminat seni di Aceh," demikian seperti kutip dari laman disbudpar.acehprov.go.id soal tujuan TARASA kedepan.
Lebih jauh diharapkan, masih dari laman disbudpar.acehprov.go.id menyebutkan pagelaran yang dilaksanakan secara periodik setiap bulannya ini akan menambah atraksi wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Aceh.
Setidaknya, itulah gambaran singkat dari HKD Aceh yang baru saja berlangsung beberapa waktu lalu. Semoga saja ini awal baik bagi sejumlah seniman, baik seniman yang masih berkarya atau mereka yang masih stagnan untuk berkarya.