Telah menjadi hal yang diketahui umum bahwasanya Bung Hatta selaku Bapak Proklamator Republik Indonesia adalah seorang pemimpin yang sederhana dan memiliki integritas yang tak perlu dipertanyakan lagi, dan bahkan jikalau kita bandingkan dengan pemimpin-pemimpin kita kini yang berada di kursi pemerintahan, dapat dikatakan belum ada orang yang dapat menyamai sosoknya. Oleh karena itu menjadi suatu hal yang tak mengenakkan bagi Gustika Jusuf Hatta (Cucu Bung Hatta) ketika kakeknya selalu disebut-sebut  pada saat kontestasi politik berlangsung.
Bahkan tercatat pada tahun 2018 Gustika pernah merespon pernyataan politisi Partai Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak, yang menyebut bahwasanya Sandiaga Uno merupakan merupakan representasi dari sosok baru Bung Hatta. Lewat tweet nya Gustika berkata, "Untuk orang yang kesabarannya minus kayak gue gini, denger kakek gua disamain sama Sandiaga Uno rasanya mau muntah," tutur Gustika dalam tweet nya pada Rabu, 24 Oktober 2018. Masih dalam kicauan yang sama, Gustika mengatakan Bung Hatta tak bisa disamakan dengan siapa pun. Bahkan, kata dia, dengan orang yang memiliki hubungan kekerabatan sekali pun.
Merujuk kepada tulisan kita kali ini yang berjudul Bung Hatta dan Sepatu Bally, Bally sendiri merupakan salah satu merek sepatu kenamaan asal Switzerland, yang sangat di inginkan oleh Bung Hatta. Bahkan Hatta pernah menggunting iklan yang memuat alamat penjualnya. Rencananya jika ia sudah memiliki cukup uang, ia ingin membeli sepatu tersebut. Hatta pun berusaha untuk mengumpulkan dan menabung uangnya. Namun, tabungan Bung Hatta tidak pernah mencukupi karena beliau selalu membantu orang lain yang memerlukan biaya dan meminta tolong kepadanya.
Hingga akhir hayatnya, Hatta tidak berhasil membeli sepatu tersebut. Di samping itu tak lama setelah kepergian Hatta, keluarga Hatta menemukan lipatan guntingan iklan lama dalam dompetnya. Iklan itu adalah iklan sepatu merek Bally, yang dulu disimpannya.
Kesederhanaan merupakan panutan hidup dari seorang Negarawan Bung Hatta, namun  yang tak banyak orang tahu, Hatta sendiri merupakan salah seorang cucu dari ulama besar Minangkabau abad 19, yakni Maulana Syekh Abdurrahman Al-Khalidi Batuhampar, Kab.50 Kota, beliau merupakan ulama yang terampil dalam melakoni dakwah dengan kelembutan dan penuh kesederhanaan, ini jugalah yang dapat meyakinkan kita dengan bunyi pepatah "Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya".
Bahkan yang lebih akan membuat kita terharu lagi ialah, bahwasanya Bung Hatta sendiri ketika semasa hidupnya pernah berwasiat :
"Apabila saya meninggal dunia, saya ingin dikuburkan di Jakarta, tempat diproklamasikan Indonesia Merdeka. Saya tidak ingin dikubur di Makam Pahlawan (Kalibata). Saya ingin dikuburkan di tempat kuburan rakyat biasa yang nasibnya saya perjuangkan seumur hidup saya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H