Mohon tunggu...
habibullah rabbani
habibullah rabbani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

senang keluar dari zona nyaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Korean Wave dalam Fanatisme dan Gaya Hidup pada Generasi Millenial di Indonesia

30 Juni 2022   05:04 Diperbarui: 30 Juni 2022   05:11 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hal ini mengarah pada fanatisme di kalangan remaja dengan tanda-tanda fandom dan komunitas. Hampir semua gaya hidup orang di Indonesia terutama generasi millenial yang meniru budaya Korea, mulai dari pakaian, rambut, aksesoris, 

dan bahkan dari pengamatan yang saya lakukan secara langsung terhadap teman saya yang sangat fanatik dengan boyband korea yakni army (fandom dari BTS) yang terlalu fanatik dengan budaya kpop ini rela merogoh kocek yang tidak bisa dibilang sedikit untuk memuhi kebutuhan kpopnya. Seperti membeli album, membeli lightstick, poster, hingga berbagai macam photocard yang harganya sangat mahal. 

Dan makin kesini fanatik generasi millenial semakin tidak biasa karena intensitas kegiatan mereka terhadap korean wave ini membawa mereka di tingkat konsumtif yang berlebihan dimana segala kegiatan yang berhubungan dengan kpop seperti menonton drakor, mendengarkan musik kpop tanpa mempertimbangkan waktu serta membeli marchendise tanpa mempertimbangkan harga.  

Memang budaya korea ini memiliki beberapa dampak positif yakni meningkatnya pengetahuan dalam mengenal dan memahami bahasa Korea dan orang bisa belajar bahasa baru. 

Hal ini dapat memperluas pengetahuan masyarakat Indonesia. Namun, juga terdapat dampak buruk yang timbul dari Korean Wafe ini antara lain terkikisnya nilai-nilai budaya Indonesia. Aliran musik Indonesia pun berubah menjadi musik Korea dengan ciri khas boyband dan girlband.

(Putri & Purnomo, 2019) Lalu, ada juga akibat dari paparan drama Korea terhadap perubahan budaya di Indonesia dapat dilihat dalam penelitian Meidita (2013) yang menemukan munculnya sifat centil dan frontal diikuti responden seperti pada kebanyakan karakter-karakter wanita Korea di dalam drama, yaitu berbahasa dengan gaya yang kasar. 

Logat Korea yang pada dasarnya terdengar keras tentunya tidak cocok dengan lingkungan Indonesia terutama di Pulau Jawa yang lebih mengedepankan logat yang lembut. (Pengaruh PMA, PMDN, TK, 2020)

Daftar Pustaka


Pengaruh PMA, PMDN, TK,  dan I. (2020). DAMPAK KOREAN WAVE TERHADAP GAYA HIDUP MAHASISWA UNP KEDIRI. 2507(February), 1--9.

Putri, K. A. (2019). Gaya Hidup Generasi Z Sebagai Penggemar Fanatik Korean Wave. Skripsi Program Studi Antropologi Sosial Fakultas IImu Budaya.


Putri, K. A., & Purnomo, M. H. (2019). NUSA, Vol. 14 No. 1 Februari 2019 Karina Amaliantami Putri, Amirudin, Mulyo Hadi Purnomo, Korean Wave dalam Fanatisme dan Konstruksi Gaya Hidup Generasi Z. 14(1), 125--135.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun