Mohon tunggu...
Habibullah Al Amin
Habibullah Al Amin Mohon Tunggu... -

Seorang yang bermimpi membawa sejuta pohon kedalam kubur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pepeng oh Pepeng, Dikau kok Malu-maluin

17 Juni 2011   02:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:26 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Malu rasanya melihat Ferrasta Soebardi atau yang akrab disapa Pepeng jari jari pagi hari ini disalah satu acara inforteinment di televisi ( tumben biasanya infotainment ini menyajikan mimpi - mimpi yang aneh dan kotor ), bagaimana tidak meskididera penyakit anehdan belum ada obatnya, multiple sclerosis (otak dan sumsum tulang belakang). Ia tetap saja mampu membangkitkan dan menularkan semangat berbagi pada sekelilingnya. Semangat itu terus menyala dan menembus sekat sekat dinding kamarnya. Sinar semangat itu semakin berpendar pendar lagi dan makin menyilaukan siapa saja yang memandangnya ketika ia dipercaya oleh salah satu tv swasta untuk membawa acara “ ketemu pepeng “, dalam acara itu ia selalu menghadirkan orang orang hebat dan langka yang siap untuk berbagi, lebih menariknya lagi dalam acara tersebut ia menjalani acaranya sambil berbaring. Menulis buku, membawa acara kuis, mengelola web site, tamu yang tak pernah berhenti silaturahim kerumahnya dan masih banyak lagi.

Sudah lebih dari enam tahun ia terbaring lemas dikamarnya, kemana mana ditemani kursi roda dan istri yang setia dan sabar, yang siap selama 30 jam untuk membantu sang suaimi, meski sering didera rasa sakit yang luar biasa, namun itu tak membuatnya pantang menyerah dalam mengisi sisa sisa hidupnyadenga sesuatu yang berguna dan membuat bangga yang dilangit dan keluarga.

Ya Tuhan Apa perlu kami berdoa,

Berikanlah kami penyakit yang sama dengannya,

Agar cahaya  itu hadir dihati kami

Malu malu malu malu malu malu malu malu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun