Mohon tunggu...
Habib Muhammad Syamil
Habib Muhammad Syamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seniman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maqamat dan Ahwal dalam Tasawuf

10 November 2024   23:20 Diperbarui: 11 November 2024   07:46 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Pengertian Maqamat

Secara etimologi, maqamat berasal dari kata kerja qama yang berarti berdiri. Dari kata kerja qama terbentuklah kata maqam yang berarti tempat berdiri, posisi, atau kedudukan, seperti penyebutan maqam Ibrahim untuk tempat berdiri Nabi Ibrahim. 

Maqam adalah bentuk tunggal. sedangkan maqamat adalah bentuk jamak yang berarti beberapa tempat berdiri.

Maqamat mengalami pergeseran makna dari makna denotatif kepada makna konotatif. Secara denotatif (harfiah), maqamat berarti tempat berdiri, sedangkan secara konotatif (kiasan), maqamat berarti tempat berhenti dalam perjalanan rohani atau tangga-tangga dalam pendakian rohani. Sebagai contoh, seorang hamba perlu menyucikan jiwanya dari berbagai penyakit hati dan sifat-sifat tercela agar memiliki kekuatan rohani dalam menempuh perjalanan rohani yang berat dan berkelok untuk menghampiri Allah. 

Maqamat pada intinya adalah perjalanan/pendakian rohani yanh ditempuh seorang sufi dalam perjuangan menghampiri Allah agar menjadi dekat, bersahabat, dan menjadi kekasih Allah. Para sufi meyakini bahwa Allah Maha Suci hanya bisa didekati oleh jiwa yang suci.

2. Maqamat menurut para sufi

Para sufi memiliki perbedaan dalam menentukan konsep, jumlah, dan urutan maqamat sesuai pengalaman kerohanian masing-masing. 

Al-Sarraj (wafat 378 H/988 M) menuturkan bahwa maqamat yang dilewati sufi itu adalah tobat, wara', zuhud, fakir, sabar, tawakal, dan rida. 

Abu Bakar al-Kalabadzi (wafat 380 H/990 M) menyebutkan bahwa maqamat yang dilewati sufi itu adalah tobat, zuhud, sabar, fakir, tawadu', takwa, tawakal, rida, mahabah, dan makrifat. 

Sementara al-Ghazali (wafat 505 H/1111 M) menyebutkan bahwa maqamat yang dilewati sufi itu adalah tobat, sabar, fakir, zuhud, tawakal, mahabah, dan makrifat. 

Adapun al-Qusyairi (376-465 H/998-1086 M) menjelaskan bahwa maqamat yang ditempuh sufi adalah tobat, warak, zuhud, sabar, dan rida.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun