Pada masa yang serba instan ini, banyak orang tua yang hanya mementingkan diri sendiri dari pada perkembangan dari buah hatinya. Terkadang orang tua hanya membiarkan anaknya dengan mengalihkan perhatian anak dengan gadged agar anak tidak merengek mengganggu orang tua yang sibuk sendiri.Â
Hal ini sangat miris sekali untuk perkembangan anak, karena cara pengasuhan seperti itu akan berdampak negatif terhadap anak untuk masa depannya. Dan setiap anak pada kondisi gelisah atau bosan dengan keadaan, anak akan selalu meminta diberikan gedget untuk pelampiasan bukan pelampiasan dengan bermain bersama-sama dengan teman sebayanya.Â
Padahal hal yang paling penting dalam masa perkembangan dari anak adalah cara-cara pengasuhan secara langsung oleh orag tua. Dengan pengasuhan secara langsung oleh orang tua, akan menumbuhkan perasaan kalau anak tersebut mendapatkan perhatian penuh dari orang tua dan secara langsung juga akan menumbuhkan kerekatan batin antara orag tua dengan anak.Â
Dalam sebuah pendapat dari Moh. Shochib gaya pengasuhan adalah upaya orang tua yang diaktualisasi terhadap penataan lingkungan fisik, lingkungan sosial internal dan eksternal, pendidikan internal dan eksternal, dialog dengan anak-anaknya, suasana psikologi, sosio budaya, perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya pertemuan dengan anak-anak, kontrol terhadap perilaku anak-anak, dan menentukan nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku dan yang diupayakan kepada anak-anak. Setiap orang tua tentunya mempunyai keinginan agar anaknya dapat menjdi orang yang sukses ketika dewasa.Â
Oleh sebab itu, orang tua berusaha untuk memenuhi seluruh kebutuhan anak baik jasmani maupun rohani, serta memberikan teladan yang baik sebagai bagian penting dalam mempersiapkan anak agar dapat bersosialisasi dengan baik sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Ada beberpa fungsi dalam gaya pengasuhan orang tua terhadap anak yaitu :
- Untuk melihat lebih mendalam terjadinya proses kelekatan anak dengan orang tua.
- Melihat pemberian kasih sayang orang tua terhadap anak.
- Adanya penerimaan dan tuntutan orang tua.
- Melihat bagaimana orang tua menerapkan disiplin.
Pada intinya gaya pengasuhan adalah proses interaksi orang tua kepada anak, dalam memberi suatu pendidikan dengan menggunakan berbagai cara dan metode yang tepat agar anak dapat berkembang dan bersosialisasi dengan baik, sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Terdapat 4 macam pola asuh orang tua yaitu :
- Pola asuh demokrasi
- Pola asuh ini menekankan pada kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan gaya asuh seperti ini bersikap rasional, selalu mendasari tindaknya pada pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Pengasuhan demokrasi mendorong anak untuk lebih mandiri namun orang tua masih bisa memberikan batasan dan kontrol kepada anak, orang tua bisa menjadi tempat diskusi yang baik bagi anak-anak. Anak diberikan keleluasaan untuk mengemukakan pendapat, tipe orang tua ini menunjukkan dukungan sebagai respons terhadap perilaku perkembangan anak dalam menemukan jati dirinya.
- Pola asuh otoriter
- Orang tua lebih menuntut kepada anak untuk menuruti kemauan dari orang tua dan dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orag tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua yang otoriter menegakkan aturan secara kaku tidak menjelaskan terhadap anak, sehingga anak sangat terbatas untuk membantah atau menolak permintaan orang tua dan selalu menuruti apa yang diinginkan orang tua.
- Pola asuh permisif
- Pola asuh ini memberikan pengawasan sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Orang tua cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam keadaan bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh orang tua. Namun orang tua dengan pola asuh ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.
- Pola asu penelantar
- Pada umumnya orang tua yang memiliki pola asuh seperti ini memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu yang dimiliki orang tua banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, dan kadang kala dihemat-hematkan untuk anak. Prang tua dengan gaya asuh seperti ini akan menimbulkan anak mempunyai rasa untuk betindak mencuri agar bisa memenuhi apa yang mereka inginkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa setiap pola atau gaya pengasuhan akan mempengaruhi perkembangan kepribadian anak saat dewasa. Pola asuh otoriter akan menjadikan anak-anak kurang inisiatif, tidak percaya diri, dan rendah diri.Â
Namun disisi lain anak juga dapat memnjadi pemberontak. Kemudian pola asuh demokrasi dapat menjadikan anak bertanggung jawab terhadap tindakan, mandiri, memiliki rasa percaya diri, dapat mengontrol diri, dan mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya.Â
Pola asuh permisif lebih mengutamakan kebebasan terhadap anak akan menjadikan anak akan kurang disiplin terhadap aturan sosial yang berlalu, egois, manja tidak patuh terhdap aturan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H