Mohon tunggu...
Ahmad Habib Musyafa
Ahmad Habib Musyafa Mohon Tunggu... -

ngapak ngapak dan ngapak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pro Kontra Kurikulum 2013

22 Desember 2014   19:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:42 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pro dan kontra kurikulum 2013

Pendidikan merupakan salah satu pokok penting dalamproses menuju kemajuan bangsa sedangkan kurikulum merupakan ruh dari sebuah pendidikan. Indonesia baru saja mengganti kurikulum dari kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013. Bahkan baru saja di gantikan tiba tiba di berhentikan setelah menbudikdsmen atau menteri pendidikan yang baru di era pemerintahan Joko Widodo yaitu Anies Baswedan mengeluarkan surat pemberhentian Kurikulum 13 dan di kembali pada kurikulum KTSP. Khusus bagi sekolah sekolah yang sudah mulai pada TP2013/2014 tetap di lanjutkan. Hal ini mengakibatkan banyak reaksi yang bermunculan baik pro dan kontra di dalam dunia pendidikan.

Pihak pihak yang tidak setuju dengan pergantian Kurikulum 13 yang di gagas pada masa Kementrian M. Nuh pada tahun yang lalu menanggapi positif dengan di berhentikannya kurikulum 13 ini. Sedangkan pihak pihak yang dari awal setuju dengan Kurikulum 13 menannggapi negative dengan keputusan Menbudikdasmen tesebut.Pandangan penulis tentang Kurikulum KTSP memang sudah perlu di ganti sebagai penyegaran yang tentunya juga berdasarkan padahasil pelaksanaan evaluasi Kurikulum KTSP. Namun pergantian kurikulum KTSP ke dalam kurikulum 13 terkesan di paksakan dan terlalu terburu buru di mana pelaksanaan dan sosialisasi di laksanakan bersamaan sehingga banyak guru yang kebingungan dalam pelaksanaanya. Kurikulum 13 juga menuntut guru menguasai teknologi hal ini mengakibatkan guru guru angkatan tahun 70nmengalami kebingungan. Sedangkan sekolah sekolah secara sarana dan prasarana juga mengalami hambatan bagimana kurikulum 13 menuntut setiap sekolah ada internet dan setiap kelas terdapat LCD dan setiap guru memiliki laptop. Sedangkan sekolah sekolah di Indonesia khususnya yang terletak di desa desa belum memiliki sarana tersebut bahkan sekolah yang terletak di pelosok pelosok ada yang belum terjangkau oleh listrik. Hal ini mengakibatkan mayoritas guru menolak implementasi kurikulum 13 dan memilih melaksanakan kurikulum KTSP. Di sisi lain guru juga di sibukan dengan urusan administrasi bagaimana kurikulum 13 di mana administrasi terkesan terlalu ribet dan terlalu makan banyak waktu sehingga energi guru terkuras di masalah masala administrasi dan menjadikan tugas utama mengajar terabaikan.

Namun di sisi lain kurikulum 13 memiliki kelebihan yang bisa di jadikan sebagai penyempurna kurikulum KTSP.Secara substansi kurikulum 13 menekankan pada proses pembentukan moral karakter peserta didik, kita tau generasi bangsa kita telah mengalami degredasi moral yang sangat tajam sehingga kurikulum 13 bisa di jadikan alat untuk mengatasi masalah tersebut. Sedangkan untuk evaluasi yang menggunakan autentik assessment atau penilaian proses juga tepat bagaimana kurikulum KTSP selama ini penilaian hanya pada intlektuanya saja hal ini juga sebagai perbaikan bahwa selama ini pendidikan kita terkesan memuja akal dan kurang adanya penghargaan pada karakter dan moral peserta didik, sehingga munculnya generasi yang rusak secara moral.

Pada intinya kurikulum 13 sebaiknya jangan di berhentikan secara keseluruhan namun bagi sekolah yang sudah siap baik SDMnya maupun fasilitas yang menunjang berlakunya kurikulum 13 di sekolah tersebut. Di samping itu pemerintah juga melakukan pembenahan secara cepat untuk memastikan kurikulum yang akan berlaku. Untuk para guru juga harus belajar dan berusaha semaksimal mungkin bagaimana menciptakan generasi yang di samping cerdas secara intelektual juga cerdas secara moral. Karena sesungguhnya keberhasilan pendidikan tidak hanya di ukur oleh kebijakan kebijakan pemerintah tetapi justru guru lah yang menjadi tumpuan keberhasilan generasi bangsa kedepan. Sudah saatnya pemerintah memikirkan kesejahteraan guru namun juga sudah saat guru tidak hanya memikirkan gaji tetapi memikirkan masadepan generasi bangsa. Jadilah guru yang siap dengan keadaan apapun baik di tempatkan di daerah tertinggal maupun di perkotaan baik dengan kurikulum 13 maupun kurikulum yang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun