Mohon tunggu...
Zaidi Habibilah Rahmadani
Zaidi Habibilah Rahmadani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa S1 Sekolah Tinggi Filsafat Islam SADRA, Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kompasianival 2015: Blogger, Sosok Harapan untuk Memperkaya dan Memperkenalkan Bahasa Indonesia ke Masyarakat Dunia

13 Desember 2015   06:15 Diperbarui: 14 Desember 2015   18:20 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pak Anies akan menyampaikan "Indonesia Juara Budaya" di Kompasianival 2015 | Dok. Pribadi"][/caption]

 

Bahasa adalah jati diri suatu bangsa, semakin kaya bahasa yang dimiliki oleh sebuah bangsa, maka jati diri bangsa tersebut akan lebih terlihat

Kalimat inilah yang saya simpulkan dan tekankan atas inspirasi dan motivasi yang disampaikan oleh Bapak Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada salah satu rangkaian kegiatan nangkring Kompasianival 2015 pada Sabtu, 12 Desember 2015 di Piazza Gandaria City Mall, Jakarta.

Dengan tema nangkring “Tokoh Bicara: Indonesia Juara Budaya”, banyak inspirasi yang telah disampaikan oleh Pak Anies. Namun, yang sangat menarik perhatian saya adalah ketika Pak Anies berbicara tentang pentingnya untuk memperkaya bahasa kita, Bahasa Indonesia.

Pak Anies mengungkapkan bahwa pada tahun 1953, ketika pertama kali kamus bahasa Indonesia diterbitkan, Indonesia memiliki hingga 23.000 kosakata. Setelah berjalan selama 62 tahun Indonesia memiliki 92.000 kosakata. Tentunya angka ini sangat kecil jika dibandingkan dengan Bahasa Inggris, yang memiliki 1.000.000 kosakata, dan perkembangan setiap tahunnya hingga 8500 kosakata per tahun. 

Dengan banyaknya suku bangsa yang dimiliki oleh Indonesia, Indonesia memiliki719 bahasa daerah dari seluruh Indonesia. Namun, kita masih belum memanfaatkan bahasa daerah kita sebagai kosakata bahasa Indonesia, dan lebih banyak menyerap kosakata bahasa asing. 

Sebagai contoh, Pak Anies menyebutkan kosakata “Tsunami”. Tsunami merupakan kosakata bahasa Jepang, yang diserap ke bahasa Inggris, kemudian diserap ke bahasa Indonesia. Padahal, kalau kita tahu, di Aceh memiliki kosakata sendiri untuk istilah tsunami. Aceh menyebut “tsunami” dengan kosakata “smong”. Tentunya kalau kita menggunakan “smong” sebagai kosakata untuk “tsunami” tentunya hal ini bisa memperkaya kosakata bahasa Indonesia yang kita miliki, juga bisa lebih memperkenalkan bahasa daerah kita ke dunia. 

Pak Anies juga mengungkapkan bahwa bahasa bukanlah tentang benar atau salah, tapi bahasa adalah sebuah kesepakatan. Ketika kita menyepakati satu istilah untuk menggambarkan satu peristiwa, dan istilah tersebut disetujui dan diterima oleh banyak orang, maka istilah tersebut bisa diterima. 

Sebagai contoh, penggunaan kosakata “santai” untuk mengungkapkan “rileks”. Mungkin sekarang kita menganggap bahwa “santai” adalah bahasa Indonesia, tetapi sebenarnya itu adalah bahasa Pomeri, Sumatera Selatan. Ketika seorang jurnalis Pomeri sedang berdiskusi di redaksinya tentang istilah yang cocok untuk mengungkapkan kata “rileks”, ia mengatakan  “santai saja”, yang artinya “rileks saja”, kemudian kata “santai” tersebut digunakan di koran tersebut, dan sekarang kata “santai” digunakan oleh kita semua. Hal ini merupakan salah satu contoh bagaimana sebuah kosakata daerah bisa menjadi bahasa Indonesia yang disampaikan oleh Pak Anies. 

Oleh karena itu, Pak Anies kepada para blogger, khususnya kompasianer, berharap agar para blogger bisa menggunakan bahasa daerah dalam tulisan-tulisan mereka, karena sebagaimana yang kita tahu bahwa tulisan-tulisan para blogger dibaca oleh orang-orang di berbagai penjuru dunia yang bisa mengakses internet. Sehingga, nantinya, lewat tulisan para blogger ini, orang-orang bisa tahu dan kenal bahasa Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun