Mohon tunggu...
Zaidi Habibilah Rahmadani
Zaidi Habibilah Rahmadani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa S1 Sekolah Tinggi Filsafat Islam SADRA, Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Kompasiana Ngulik] ONE ROOM: Harga Sebuah Komersialisasi

7 Maret 2015   00:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:03 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_371738" align="aligncenter" width="300" caption="Dokpri: Kompasiana "][/caption]

Jumat, 27 Februari 2015, Kompasiana dan Meet The LAbels kembali mengadakan rangkaian kegiatan Kompasiana “Ngulik” (Ngobrolin Musik dan Lirik) bersama kompasianer. Kali ini—dalam kegiatan ngobrol yang dihadiri oleh 25 kompasianer—kompasiana mengangkat tema “Kompasiana Ngulik: Ngobrolin Komersialisasi Lagu bareng ONE ROOM”.

Melirik pada kata “Komersialisasi”. Kata ini merupakan sebuah istilah yang cukup asing bagi orang awam, namun populer di kalangan orang-orang yang menggeluti dunia pemasaran dari berbagai bidang pekerjaan. Secara umum, komersialisasi bisa diartikan sebagai “perbuatan menjadikan sesuatu sebagai barang dagangan”. Dalam kamus bisnis, komersialisasi diartikan sebagai “sebuah proses di mana pemasar melakukan produksi skala penuh, menetapkan harga, membangun jaringan distribusi, dan membuat rencana promosi akhir untuk memperkenalkan produk di semua pasar”. Berkaitan dengan tema ngobrol, lagu berperan sebagai produk atau barang dagangan.

ONE ROOM—narasumber pada kompasiana ngulik—adalah grup band asal Jakarta yang terdiri dari lima orang personil, Ulil (Vocal), Aden (Guitar Lead), Leo (Bass), Reza (Guitar Rhythm), dan Firdaus (Drum). Berangkat dari sebuah gagasan dan kegemaran akan musik, khususnya rock n roll, pada 2012 silam, Aden dan Leo mengajak Ulil, Reza, dan Jody (Drumer sebelum Firdaus) membentuk grup Band ONE ROOM. Pada 2013, dengan musik rock n roll yang khas, mereka mencoba peruntungan dengan mengikuti LA Meet The Labels 2013, dan berhasil menarik perhatian salah satu Label ternama, Seven Music.

Idealisme dan Komersialisasi

Mengawali obrolan mengenai komersialisasi bersama ONE ROOM, sebuah fakta menarik terungkap. ONE ROOM yang mengawali musik mereka dengan musik bernuansa rock, mengubah haluan mereka menjadi musik pop pada pembuatan single pertama mereka “Pergilah” bersama Seven Music. Pindah haluan yang mereka lakukan, bukanlah perpindahan mendadak dan tanpa alasan. Berdasarkan penuturan dari ONE ROOM sendiri, salah satu alasannya berkaitan dengan komersialisasi. Demi memenuhi keinginan konsumen (produsen maupun penikmat musik), adanya perubahan diperlukan. Selain itu, menurut mas Angga—sapaan untuk Agung Lingga Aghastya M—dari Seven Music, jati diri ONE ROOM lebih terlihat pada single “Pergilah” mereka.

[caption id="attachment_371742" align="aligncenter" width="300" caption="Dokpri: Kompasiana Ngulik - Ngobrolin Komersialisasi bareng ONE ROOM"]

1425637383832018917
1425637383832018917
[/caption]

Keberanian ONE ROOM untuk mengubah haluan mereka ini, adalah satu hal yang sangat luar biasa. Karena ego ataupun idealisme adalah suatu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap orang yang ingin maju, meski nanti hanya sedikit yang berhasil melewatinya.

Komersialisasi, gagal atau berhasil?

Berbicara mengenai komersialisasi, mas Angga menuturkan bahwa penguasaan situasi, yakni kecakapan dalam membaca perkembangan dunia musik terkini serta bisa menentukan sasaran komersialisasi dengan tepat adalah salah satu kunci untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu komersialisasi. Selain itu, keaktifan grup band atau solo, baik dalam pembuatan maupun promosi single mereka, juga menentukan tingkat keberhasilan komersialisasi, karena aktif single lebih mudah dan cepat komersialisasinya dibandingkan dengan pasif single. Meskipun nanti akan membutuhkan waktu yang agak lama bagi lagu single untuk dikenal di kalangan khalayak umum.

Sarana Komersialisasi

Dalam komersialisasi, sarana memiliki peran yang sangat besar. Dan bermacam sarana bisa digunakan. Di antaranya adalah pemanfaatan komunitas. Menurut penuturan ONE ROOM, dengan tergabung ke dalam beberapa komunitas, terkhusus komunitas pencinta musik, komersialisasi akan lebih mudah. karena keberadaan komunitas bisa memperluas jaringan kita.

Selain komunitas, digital adalah salah satu media utama dalam komersialisasi untuk meraup peminat dan penikmat musik. Khususnya media sosial seperti youtube, facebook, twitter, dan lain sebagainya. Mas Angga menuturkan, digital bisa membantu Seven Music dalam komersialisasi dengan persentase mencapai 70 persen. Tentunya ini adalah persentase yang sangat luar biasa.

Terlepas dari masalah komersialisasi, hal yang tak kalah penting adalah orisinalitas sebuah lagu atau musik. Maraknya plagiarisme atau copy paste yang dilakukan terhadap karya seseorang—dalam hal ini, musik—menjadi suatu hal yang sangat disayangkan. Meskipun di dunia musik, mencoba menyanyikan lagu orang lain dengan aransemen ataupun gaya yang berbeda tidak terlalu dipermasalahkan. untuk itu, adanya undang-undang hak cipta memiliki peran yang sangat penting dalam dunia kreasi, demi memberikan kenyamanan bagi setiap orang untuk berkarya. []

Kamus Bisnis. http://kamusbisnis.com/arti/komersialisasi/ (Diakses tanggal 5 Maret 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun