Mohon tunggu...
Habibierp
Habibierp Mohon Tunggu... Lainnya - Nguli di yutiem

tidak ada hal yang menarik dari dalam diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi UMKM melalui Teknologi Digital di Tengah Pendemi Covid-19

24 Januari 2021   13:00 Diperbarui: 24 Januari 2021   13:00 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era new nomal  adalah tahapan yang diselesaikan oleh pemerintah dan masyarakat terhadap masalah ekonomi yang terdapat di semua sektor termasuk UMKM. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan sektor yang terkena dampak cukup parah selama pendemi Covid-19. Tidak sedikit usaha UMKM yang gulung tikar, sehingga membuat banyak orang kehilangan penghasilan. Namun di era new normal, perekonomian terutama usaha kecil dan menengah perlahan mulai bangkit dan naik. Pemanfaatan teknologi merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi oprasional UMKM yang ekonomis dan berkelanjutan. salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui pemasaran media sosial.

Menurut data Kementerian Koperasi dan UMKM , dari total 64 juta pelaku UMKM, baru sekitar 8 juta atau 13% yang terjalin koneksi dengan dunia digital. Padahal transaksi di dunia digital terus berkembang, terutama pada masa pendemi saat mobilitas masyarakat yang dibatasi. Dukungan terhadap digitalisasi produksi UMKM juga harus memerhatikan 3 aspek penting : (1) produk yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang baik, memiliki nilai terhadap produk lain dan dapat bersaing dipasaran dengan memerhatikan pengemasan yang inovatif, kreatif dan baik. (2) Pada saat PSBB menuju era new normal, distribusi produk terganggu mebuat barang yang dipesan dapat diterima dalam waktu yang cukup lama. (3) Dalam keadaan seperti ini kreativitas dan inovasi dalam promosi harus diperhatikan.

Dampak pendemi Covid-19 bagi pelaku UMKM juga terasa disekitar Desa Sengon Kecamatan Jombang, hampir seluruh UMKM di Desa Sengon terkena dampak pendemiCovid-19 secara signifikan, mulai dari sulitnya mendapatkan bahan baku dan berkurangnya jumlah pembeli hingga pelaku UMKM gulung tikar. Situasi ini mendorong masyarakat untuk bekerja keras untuk fokus pada pengembangan jaringan, salah satunya melalui penerapan strategi pemasaran gigital. Alasan pemilihan strategi ini tidak hanya terletak pada biaya yang terjangkau tetapi juga jangkau konsumen yang luas.

Dalam berbagai jenis dan kondisi UMKM, pemasaran produk dapat dilakukan melalui media sosial seperi Facebook marketplace maupun instagram, yang sangat mudah digunakan dan dapat mencakup semua kalangan. Dengan demikian produk UMKM dan layanan penjualan online dapat dipromosikan dengan mudah dan cepat yang secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan pelaku UMKM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun