Mohon tunggu...
Habibie Mecca
Habibie Mecca Mohon Tunggu... Programmer - Penulis

Pecinta arabica yang tertarik dengan dunia matematika terapan, bisnis dan finansial.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Motivator Itu Racun

10 Februari 2023   05:17 Diperbarui: 10 Februari 2023   05:26 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by wavebreakmedia_micro on freepik 

Pernahkah kalian mendengar ucapan seseorang dengan pedenya sebut saja motivator yang menggebu- gebu bak pemandu sorak kepada seluruh audientnya? Bercerita dan berkata-kata indah mengatakan hidup haruslah berpikir positif, sukses hebat dan dasyat.

Mengatakan dan berkilah bahwa hidup harus out of the box, pantang menyerah dan berusahalah untuk selalu keluar dari zona nyamanmu, yaitu pekerjaanmu, keluarlah bukalah usaha dan menjadi seorang bos bagi dirimu sendiri.

Sedikit-dikitnya  penghasilanmu dari berbisnis, kamu tetap adalah bos bagi dirimu sendiri, mulailah dulu, pasti ada acara dan pasti ada jalan untuk memulainya, mulai dulu jangan kebanyakan mikir.

Ya begitulah kira-kira apa yang dikatakan oleh para motivator, terlebih lagi motivator dengan embel-embel sukses di usia muda, menurutku itu semua bullshit. Padahal sejatinya kesuksesan itu sifatnya sunyi senyam dan tidak koar koar.

Aku tidak habis pikir mengapa motivator yang juga mungkin influencer, itupun karena mereka berhasil memberikan pengaruh kepada para audientnya tentang hidup yang out of the box, katanya nih ilmunya ilmu jalanan tidak ada di sekolah dan di kampus manapun, ilmu yang selama ini dirahasiakan, top secret wow.

Ya namanya juga click bait, agar orang penasaran dan berbondong --bondong membeli tiketnya, there is no free lunch right?

Padahal kalau kita mau bersikap lebih kritis lagi, kita akan mendapai fakta gelap bisnis Event Organizer motivator, kalau memang dia sesukses itu, mengapa masih mau berkeliling kota menjajakan seminarnya? Bukankah dia seorang pebisnis yang sukses dengan segudang prestasi dengan usaha yang bercabang-cabang, apa sempat? Apa manajemennya seotomatis itu? Kan itu adalah suatu keniscayaan, tidak mungkin.

Pada akhirnya kita menyadari mereka itu hanyalah sales. Tidak da artinya apa yang mereka katakana sama sekali tidaklah berbobot dan mengandung begitu banyak kepalsuan, tetapi masalah utamanya bukanlah ini saja. Mereka yang disebut motivator,  meracuni generasi-generasi produktif yang bosan dengan pelajaran baik di sekolah maupun dikampus dengan kesenangan mereka.

Mereka meracuni mereka dengan ayo berbisnis sekolah itu tidak penting, menjadi terbaik di kampus berprestasi di kampus itu tidak penting, yang penting bagaimana menjadi pengusaha muda kaya raya, sukses di usia muda.

Padahal kalau mau fokus menguatkan dan mengembangkan fundamental keilmuan, melakukan praktek softskill magang di suatu perusahaan bukan di organisasi, kenapa sebaiknya tidak di organisasi?ini akan saya bahas di tulisan berikutnya, menjadi lulusan berprestasi terbaik yang memiliki potensi memperoleh rekomendasi dosen untuk bekerja di institusi atau industri yang strategis, tentu ini akan banyak menyelamatkan waktu pikiran tenaga bahkan uang dari segala racun motivator, kalau sekarang istilah kerennya "toxic positivity".

Dunia luar dan dunia nyata itu kejam guys, kalau kalian tidak mempersiapkan diri sekuat-kuatnya sejak dari masa perkuliahan, hidup kalian akan rapuh diluar sana, mengingat banyak sekali racun-racun bertebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun