Mohon tunggu...
Khabibi Sukron
Khabibi Sukron Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi olahraga sepak bola dan bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor Penentu Sekolah Efektif

25 Oktober 2022   05:10 Diperbarui: 25 Oktober 2022   05:17 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah itu sekolah yang afektif ? factor yang menentukan efektif dan tidaknya suatu sekolah ? . keefektifan dapat ditinjau dari sudut tujuan pendidkan, dari keterlaksanaan kurikulum, keberhasilan siswa, kepuasan masyarakat, kemampuan lulusan di dunia kerja atau dipendidikan lanjutannya, kepuasan orang tua atau aspek-aspek lainnya. Dari aspek pembangunan sekolah dikatakan efektif apabila dapat menghasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Dari aspek pengembangan sumber daya manusia sekolah afektif ialah sekolah yang mempu mengembangkan segala potensi ligkungan, dari segi pengelolaan (manajemen), sekolah afektif adalah sekolah yang dikelola dengan secara baik. Dari pihak masyarakat khususnya dari pihak orang tua, sekolah afektif ialah sekolah yang mampu mendidik anak-anaknya sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat / keluarga. Dari aspek proses belajar mengajar, sekolah afektif adalah sekolah yang memberikan peluang berlangsungnya proses belajar mengajar dengan hasil optimal .

Menurut Diana Townsend dan Butterworth (1992) ada sepuluh factor penentu bagi terwujudnya sekolah yang afektif antara lain yaitu : 1) Kepemimpinan. Dalam kehidupan sekolah kepemimpinan Kepala Sekolah mempunyai andil yang besar dalam menjalankan kegiatan sekolah, kepala sekolah yang afektif merupakan pemimpin yang kuat dengan harapan yang tinggi tetapi realistik terhadap siswa dan staf sekolah, 2) Staf. Dalam sekolah yang afektif terdapat rasa tanggungjawab dari semua anggota staf. Semua anggota staf memahami tugasnya dan memahami tugas-tugas sejawatnya. Pegawai tata usaha melakukan tugas administratif, pesuruh sekolah memelihara lingkungan sekolah dengan baik, guru melaksanakan tugasnya mengajar siswa dengan baik, 3) Proses Belajar mengajar. Proses belajar mengajar berlangsung dalam suasana yang hidup dan kreatif selaras dengan kemampuan dan minat siswa. 4) Pengembangan staf. Pada sekolah yang afektif, staf sekolah terutama guru mendapat peluang secara sistematis untuk memperoleh pengembangan diri dan professional. 5) Kurikulum, kurikulum yang baik senantiasa dirancang dengan baik, memberikan tantangandan serasi dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan. 6) Tujuan dan harapan. Tujuan dan harapan dinyatakan dengan secara jelas dan disebar luaskan kepada semua pihak yang terkait. Mereka yang telah menunjukan kecemerlangan akademik dan non akademik diberikan penghargaan sehingga siswa ditantang untuk bekerja keras. 7) Iklim sekolah. Dalam sekolah yang afektif akan terasa suasana yang menyenangkan baik di ruang kelas atau ditempat-tempat lainnya di sekeliling sekolah. Disana ada perasaan yang menyenangkan, suasana yang menimbulkan rasa betah. 8). Penilaian diri. Sekolah yang afektif tidak merasa puas dengan apa yang dicapainya pada saat ini dan terus menerus bertanya tentang apa yang telah dilakukan, apa hasilnya, bagaimana untuk memperbaikinya, dsb. 9) Komunkasi. Sekolah yang afektif senantiasa berkomunikasi secara efektif, baik ke dalam maupun keluar. Guru berbagi pengalaman dan gagasan, mendiskusikan berbagai masalah baik secara informal maupun formal. 10) Keterlibatan orang tua dan masyarakat. Sekolah afektif mengakui bahwa orang tua adalah pasangan (partner) dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Kepala sekolah, guru dan staf lainnya secara aktif berpartisipasi dengan kegiatan bersama orang tua. Di pihak lain orang tua senantiasa berhubungan erat dengan sekolah.

Sekolah yang afektif akan menggunakan berbagai sumber dimasyarakat untuk memperkaya proses belajar mengajar. Dengan demikian antara sekolah, keluarga dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dalam mewujudkan tanggungjawabnya terhadap pendidikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun