Mohon tunggu...
Habibi Sang Pecinta ALam
Habibi Sang Pecinta ALam Mohon Tunggu... -

Berbakti Pada Kesetiaan, Bukan Pada Perasaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk-Mu Tebuireng [1]

27 Desember 2013   15:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:26 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebuireng,

Sungguh tenar nama-Mu

Hingga seantero nusantara, bahkan, dunia

Tebuireng,

Aku bangga dengan-Mu,

Hingga tak sanggup ku zikir nama-Mu

Tebuireng,

Kusapa diri-Mu,

Apa kabar-Mu hari ini ?

Kuharap kau baik-baik saja..

Tebuireng,

Kata orang; kau adalah Aminah,

Sesosok ibu tangguh yang melahirkan pejuang kebenaran..

Tebuireng,

Kata orang; kau adalah Kawah Candradimuko,

Tempat pertapaan para pencari ilmu sejati, para pencari jati diri..

Tebuireng,

Kata orang; kau adalah Mahatma Gandhi,

Symbol perdamaian dan toleran – dunia..

Tebuireng,

Kata orang; kau adalah Kitab Suci negri-Mu,

Saat para pemimpin dan pejabat bingung pada keputusan..

Tapi kini…

Tebuireng, Tebuireng !

Masihkah kau akan menjadi Aminah,

Sesosok ibu tangguh yang melahirkan pejuang kebenaran?..

Tebuireng !,

Masihkah kau akan dianggap Kawah Candradimuko,

Tempat pertapaan para pencari ilmu sejati, para pencari jati diri ?..

Tebuireng !,

Masihkah kau akan dianggap Mahatma Gandhi,

Simbol perdamaian dan toleran – dunia ?..

Tebuireng ?,

Masihkah kau akan dianggap Kitab Suci negri-Mu,

Saat para pemimpin dan pejabat bingung pada keputusan ?..

Oh ,Tebuireng..!,

Ku tahu, kau bukan yang dulu lagi,

Tapi ku sadar, kau sedang berbenah diri..

Tebuireng…

Tebuireng…

Taukah kau ?,

Lilitan sorban putih dileherku malam itu,

Ngaungan yasin dan tahlilku malam itu,

Taburan wanginya mawar merahku malam itu,

Di pusara mbaH Hasyim malam itu,

Menjadi saksi akan pengabdianku,  akan kesanggupanku, akan resiko atas pilihanku tuk menjadikan-Mu bagian sejarah hidupku..

Tebuireng,

Kau mungkin ragu akan diriku,

Kau mungkin “kecil” menganggapku,

Kau mungkin bertanya..

Siapa aku?

Apa bisaku?

Tebuireng,

Aku tidak sendirian..

Tebuireng,

Taukah kau ? hari ini..

Aku melihat pejuang-pejuang sejati berkumpul disini,

Yang akan menorehkan catatan-catatan sejarah baru

untuk-MU, agama-Mu, dan bangsa-Mu

Aku melihat…

Kebangkitan yang maha dahsyat akan segera terjadi denganmu…

Aku melihat…

Mbah Hasyim-Mbah Hasyim cilik tumbuh menjamur dipangkuanmu…

Aku melihat…

Allahu Akbar…, Allahuakbar…, Subkhanallah…,

Barisan malaikat berdo’a untuk-Mu,

Allahu akbar…, Allahuakbar…,

Sahabat-sahabatku !

Perjuanganmu tidak lain,

Hanyalah karena Allah..,

Ucapkanlah..

Innashalati..  wanusuki.. wamakhyaya..wamamati..lillahirabbil’alamin..

Selamat berjuang !

________________________________________

---------------------------------------------------

Wonosalam, 25 Januari 2012

Pertama kali dibaca pada penutupan Pelatihan Character Building di puncak gunung Wonosalam, Jombang pada 25 Januari 2012.  Selain di Wonosalam, pernah juga di baca dalam beberapa event, seperti Pembukaan Pagelaran Seni 1-23 di Pondok Tebuireng, Penutupan Pelatihan Character Buiding di Pondok Tebuireng, Pembukaan Pertemuan IKAPETE (Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng) Nasional di Pondok Tebuireng dan menjadi puisi wajib dalam acara Lomba Baca Puisi menyambut Akhir Tahun di Pondok Pesantren Tebuireng tahun 2013. Video pembacaan puisi  ini dapat di lihat di Youtube dengan alamat www.youtube.com/watch?v=jGBiJ_x93wI‎.

1388131732461912080
1388131732461912080

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun