Partisipasi publik dalam pemilu merupakan salah satu elemen krusial dalam demokrasi modern. Karena suara yang dimiliki oleh publiklah yang nantinya akan menentukan sosok-sosok yang mewakili mereka dalam pentas pemerintahan.
Namun demikian, publik sering dihadapkan pada semacam dilema antara memilih caleg berdasarkan partai atau berdasarkan sosok individu.Â
Mencoba menguraikan dilema tersebut, dalam tulisan ini akan dikaji keuntungan dan kerugian dari masing-masing pendekatan dalam memilih caleg.
Pertimbangan Memilih Berdasarkan Partai
Memilih caleg berdasarkan partai berarti berfokus pada identifikasi ideologi, program partai, dan kebijakan yang diusulkan oleh partai politik tersebut. Dalam hal ini partai dianggap sebagai entitas yang lebih penting daripada individu sebagai penentu politik.Â
Keuntungan pertama dari memilih berdasarkan partai adalah stabilitas politik. Partai politik umumnya memiliki program dan agenda yang konsisten, sehingga memilih caleg dari partai yang sama dapat memberikan keyakinan bahwa kebijakan yang diusulkan akan dilaksanakan dengan konsisten pula.
Selain itu, partai politik mungkin memiliki kesatuan pandangan terhadap isu-isu politik utama, sehingga memilih berdasarkan partai dapat membantu mewujudkan visi dan tujuan yang lebih luas.
Namun, pendekatan ini juga memiliki kelemahan yang signifikan. Pertama, memilih berdasarkan partai dapat mengabaikan kualitas atau pemahaman terhadap individu yang nyaleg.Â
Kedua, kualitas dan integritas seorang caleg tidak selalu mencerminkan agenda dan kebijakan partai politiknya.Â
Ketiga, partai politik dapat berubah pandangan atau mengalami konflik internal yang tidak terungkap kepada pemilih.Â