Mohon tunggu...
Habibatus KhoirotinIlmiah
Habibatus KhoirotinIlmiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Penulis biasa hanya untuk pengumpulan tugas wajin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bikin Kagum, Mahasiswa BTV 3 KKN UNEJ Membudidayakan Usaha Jamu Tradisional Melalui Media Sosial

4 September 2021   07:15 Diperbarui: 4 September 2021   07:25 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi: Melakukan foto iklan produk jualan

Kambingan, Pandemi COVID 19 menjadi penyebab perubahan dalam segala aspek kehidupan yang ada mulai dari ekonomi, pendidikan, gaya hidup maupun kesehatan. Tak terlebih lagi KKN, Universitas Jember saat ini menerjunkan mahasiswa KKN dengan tema KKN BTV UNEJ. Kegiatan KKN ini dilakukan secara individu di kampung halaman masing-masing. Inovasi ini penting dilakukan untuk menurunkan laju penyabaran virus COVID-19.

Saat pandemi, perekonomian sangat berdampak, salah satunya pada penjual jamu tradisional yang bernama Ibu Lilik. Dirinya mengaku bahwa omset jualannya sekarang menurun drastis daripada biasanya. Hal ini dikarenakan adanya program pembatasan dari pemerintah yang dinamai PPKM.

Mahasiswa KKN UNEJ BTV 3 yang bernama Habibatus Khoirotin Ilmiah berusaha memberdayakan penjual jamu tradisional dengan melakukan inovasi penjualan melalui sosial media. Pelaksaannya yang dilakukan secara individu ini, sehingga dapat lebihdapat  mengenal serta menggali permasalahan dari sasaran sehingga ditemukannya ide untuk memecahkan masalah tersebut.

Kegiatan KKN dilakukan selama 4 minggu sehingga cukup bagi Habiba untuk dapat memberikan inovasi pada jualan ibu Lilik. Di Minggu pertama dilakukan pengenalan masalah dan perencanaan program kegiatan. Di Mingu kedua dilakukan pelatihan dengan mentor yang berasal dari Mahasiswa Gizi melalui aplikasi zoom. 

Di Minggu ketiga dilakukan pembuatan jamu dan pengemasan. Pembuatan ini dilakukan berdasarkan saran atau masukan dari pelatihan sebelumnya serta adanya inovasi baru berupa kemasan dan sticker sehingga membuat jamu dagangan milik Ibu Lilik menjadi menarik minat konsumen. Di minggu ke empat dilakukan penjualan melalui media sosial. Penjualan dilakukan melalui facebook, intagram maupun whatsapp.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun