Mohon tunggu...
HABIBAH SALIMAH
HABIBAH SALIMAH Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Padjadjaran

fotografi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merayakan Hari Raya Versi Keluarga 22: Hangat dan Penuh Haru

26 Juni 2024   15:01 Diperbarui: 26 Juni 2024   15:08 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Raya Iedul Fitri menjadi momen yang sangat dinantikan oleh umat muslim di seluruh dunia khusus nya Indonesia dengan beragam tradisi hari raya nya. Tak dapat dipungkiri, garis senyum yang muncul dari mimik muka setiap orang hadir untuk merayakan hari yang berbahagia ini. Hal itu pun dirasakan juga oleh keluarga 22. Sebutan unik dari salah satu keluarga di Bandung, keluarga 22 yang ikut serta merayakan kebahagiaan hari raya di rumah nya sendiri.

"keluarga 22 itu diambil dari nomor rumah aja sebenarnya, makanya disebut nya keluarga 22, gak ada alasan khusus nya". Kata anak pertama dikeluarga 22 saat saya wawancarai di rumah nya.

Malam terakhir Ramadhan sekaligus menjadi buka terakhir di bulan Ramadhan 1445 H dipenuhi dengan suara-suara kebahagiaan menyambut hari raya setelah 1 bulan berpuasa. Semua anggota keluarga mulai bersiap untuk menyiapkan makanan hari raya iedul fitri esok hari. Sama dengan tahun-tahun sebelumnya, opor ayam, rendang, ketupat kerupuk udang masih menjadi makanan yang disajikan pada hari raya nanti.

"Tahun ini gak masak, semua makanan pesan sama ada yang dikasih sama keluarga jadi persiapan nya gak terlalu lama, isya udah bisa beres besok pagi tinggal di angetin" kata anak pertama anggota keluarga.

Angin sejuk yang datang dari sela-sela jendela, tepat pukul 04.30 membangunkan seluruh keluarga untuk membasuh muka, mengerjakan sholat subuh sekaligus mengantri untuk mandi agar tidak terlambat sholat ied di masjid terdekat. "situasi nya hectic banget, ada yang masih tidur-tiduran, ada yang sudah mandi, ada yang lagi sholat, ada yang dandan" ujar ibu dari keluarga 22. Seperti keluarga lainnya, keluarga 22 juga sama-sama tidak dapat mengkondisikan pagi hari sebelum sholat ied, semua sibuk dengan dunia nya.

Untungnya keluarga 22 ini sudah paham, pagi buta di hari raya akan ada suara ramai, orang mondar-mandir dengan kesibukannya masing-masing, situasi yang kacau. Persiapan di malam hari menjadi kunci, menyetrika baju di malam hari agar esok pagi tidak menambah ke-hectic-an.


Usai melewatkan kekacauan di pagi hari, keluarga 22 berangkat dengan mobil ke masjid terdekat. Takbir terdengar semakin dekat, semakin terasa suasana hari raya, semakin terlihat pakaian-pakaian terbaiknya untuk merayakan hari raya. Khutbah menjadi akhir dari sholat ied, semua saling bermaaf-maafan dan kembali ke rumah masing-masing untuk merayakan hari raya bersama keluarga.

Tiba di rumah, keluarga 22 saling bermaaf-maafan dimulai dari orang tua, kemudian ke anak tertua hingga termuda. Suasana yang hangat juga haru terasa di keluarga 22. Tidak lupa, hal yang identik dan sangat dinantikan oleh semua orang tak terkecuali keluarga 22, tunjangan hari raya atau dikenal dengan THR. Tahun ini di keluarga 22, tidak hanya dapat THR dari orang tua saja, anak pertama dan anak kedua turut membagikan THR juga kepada adik nya. "karena sudah bekerja, jadi tahun ini mau ngasih THR ke adik-adik juga, tahun kemarin kan belum kerja jadi belum bisa kasih" ujar anak kedua di keluarga 22.

Pembagian THR berlangsung bahagia, tetapi tugas untuk mempersiapkan makanan tetap harus dilaksanakan, makanan yang telah disiapkan kemarin malam harus dihangatkan kembali agar semakin nikmat. Semua anggota keluarga ikut serta dalam menyiapkan makanan, supaya ketika tamu berdatangan, makanan telah siap di santap oleh semua.

Makanan telah siap, THR sudah dibagikan, satu yang harus dilakukan setiap tahun nya di keluarga 22 yaitu foto bersama. Sebelum tamu berdatangan, keluarga 22 menyempatkan untuk foto bersama. Jika tamu sudah datang akan semakin sulit foto bersama keluarga karena semua harus bertegur sapa, bermaaf-maafan dilanjut dengan berbincang-bincang santai di ruang keluarga.

Satu persatu keluarga datang ke rumah keluarga 22, dengan perasaan senang, berbagi cerita, dan makan bersama. "cukup lama sebenarnya mereka datang ke rumah, karena memang saudara dekat. Lumayan cape juga karena satu hari full ketemu dengan banyak orang, tapi momen satu tahun sekali, jadi gapapa" kata anak ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun