Pendidikan menjadi bagian yang teramat penting dalam membangun sebuah peradaban. Melalui pendidikan, akan lahir sosok-sosok generasi dambaan yang  diharapkan mampu memberi solusi (menjadi problem solver) dan senantiasa ada untuk menebar kebermanfaatan bagi umat manusia. Di tengah kondisi masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan, tentunya dituntut lahir sosok-sosok yang mampu menyambut perubahan dengan kompetensi, inovasi, dan kreativitas. Tak dapat disangkal bahwa lahirnya generasi unggul penerus peradaban mestilah sangat bergantung pada kualitas pendidikannya.Â
Sekolah sebagai institusi pendidikan, memiliki peranan penting dalam menyiapkan lahirnya sosok generasi terdidik. Proses pendidikan yang diberikan dalam ruang lingkup sekolah tidak hanya memberi fasilitas kepada siswa untuk mampu mengembangkan kompetensi kelimuwan dalam ranah intelektual (hard skill).Â
Namun, sekolah juga berperan penting dalam mengembangkan kompetensi dasar (soft skill) layaknya menanamkan karakter, mencetak generasi inovator, dan mendorong daya kreativitas pada siswa sebagai peserta didik. Tentu peran ini tidaklah mudah, jika dibebankan hanya kepada guru sebagai perwakilan pendamping di lingkup sekolah. Peran besar ini perlu didukung oleh orangtua sebagai pihak pertama dan utama yang bertanggung jawab dalam mendampingi perkembangan kompetensi anak/siswa sebagai peserta didik.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa orang tua memiliki andil yang sangat besar dalam perkembangan kemampuan anak dalam lingkup pendidikan. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Krishna Y. Smith (2011) dalam disertasinya yang berjudul "The Impact of Parental Involvement on Student Achievement" telah menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah. Oleh karenanya, diperlukan adanya peran keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak di sekolah.
Keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak dapat diartikan bahwa orang tua yang mempercayakan anaknya untuk mengikuti proses pendidikan di sekolah, turut andil dalam proses pendidikan anaknya. Pendampingan orang tua kepada anak dalam mengawal perkembangannya pun diimplementasikan ketika anak mengikuti proses belajar di sekolah. Orang tua dengan pihak sekolah bekerja sama dalam mengawal masa perkembangan anak khususnya dalam lingkup pendidikannya di sekolah. Secara umum, bentuk keterlibatan orang tua dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
Keterlibatan orang tua akan dapat tercapai jika pihak sekolah membangun upaya kerja sama antara pihak guru di sekolah dengan orang tua di rumah. Bentuk keterlibatan orang tua dan kerjasamanya dengan pihak sekolah dapat terbangun jika seluruh pihak memainkan perannya. Eipstein (2002) telah mengembangkan sebuah rangkaian enam tipe keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak. Enam tipe tersebut, diantaranya adalah pengasuhan (Parenting), Komunikasi (Communicating), Relawan (Volunteering), Pembelajaran di rumah (Learning at Home), Membuat keputusan (Decision Making),serta kerja sama dengan komunitas (Collaborating with The Community). Penerapan ke-enam tipe Eipstein diatas dapat digambarkan sebagai berikut:
Pengasuhan (Parenting)
 Membantu keluarga menyiapkan lingkungan dan suasana kondusif untuk perkembangan anak sebagai pembelajar. Membantu  keluarga menyiapkan lingkungan kondusif dapat dalam bentuk mengadakan pertemuan dengan setiap orang tua siswa di awal semester dan akhir semester. Pertemuan ini dalam rangka mendapatkan informasi mengenai kondisi siswa di rumah serta harapan yang ingin dicapai oleh orang tua kepada siswa selama menjalani proses belajar di sekolah. Hal ini pun juga dapat didukung dengan sekolah mengadakan seminar parenting/ Parenting Classuntuk para orang tua wali agar dapat terbangun pemahaman yang sama diantara seluruh keluarga akan pentingnya menyiapkan lingkungan belajar yang kondusif.
Komunikasi (Communicating)
      Adakan komunikasi intensif antara guru dengan orang tua guna mensosialisasikan program-program sekolah serta progres perkembangan siswa selama berada di sekolah. Komunikasi perlu dijalin dengan baik, dalam bentuk komunikasi dua arah antara orang tua dengan guru di sekolah.
Relawan (Volunteering)