Semarang, 10 Agustus 2024.
Pada perkembangan anak usia dini dibutuhkan binaan untuk mengasah kemampuan dan keterampilan, salah satunya dengan diikutsertakan dalam forum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pada proses pembelajarannya diperlukan media belajar yang baik dan memadai sehingga pengajar dituntut agar berkreatif dalam menyediakan media yang menarik dan tidak membosankan bagi anak. Maka dari itu, dengan adanya kegiatan KKN, mahasiswa UIN Walisongo Posko 15 melakukan pengabdian dengan ikut serta dalam proses mengajar dan menyediakan media belajar.
Pada saat dilakukan survei, Pos Melati Putih memang masih memiliki keterbatasan dana dalam menyediakan alat peraga, seperti hal yang disampaikan oleh salah satu pengajar, "Pos PAUD ini dikelola dari dana mandiri, tanpa adanya bantuan dari pihak luar, jadi kami masih terbatas dalam menyediakan media."
Adanya permasalahan tersebut membuat Mahasiswa KKN-MB Pokso 15 bergairah untuk berperan serta dalam menyediakan media pembelajaran dengan memanfaatkan barang bekas. Barang-barang yang digunakan antara lain kardus, botol, dan kertas. Pemanfaatan barang bekas ini juga memberikan nilai tambah sebagai wawasan bagi anak didik bahwasannya barang-barang yang pada awalnya tidak memiliki nilai guna akan bernilai kembali jika diolah dengan tepat.
Output dari media yang disediakan adalah papan injak dengan perpaduan warna dan bentuk geometri, puzzle huruf, bowling angka, dan kotak jumlah benda. Pada tanggal 30 Juli 2024, media pembelajaran yang telah dibuat diterapkan dalam kelas untuk mengetahui tingkat efektivitas media sebagai alat peraga. Pengembangan media pembelajaran dalam bentuk puzzle huruf, warna dan geometri, dan bowling angka menunjukkan respon yang sangat baik dari anak didik dan guru Pos PAUD Melati Putih. Anak-anak mengikuti pembelajaran dengan antusias dan guru menguasai media peraga, akan tetapi beberapa anak masih memerlukan lingkungan pembelajaran yang dilakukan di luar ruangan, sehingga sesekali perlu dilakukan penjadwalan belajar di luar ruangan.
"Untuk Zafran pada masuk sekolah awalnya akan sulit beradaptasi, tetapi jika di hari pertama dia memiliki kesan ceria, maka untuk seterusnya akan masuk ke kelas" ucap salah satu wali murid. Pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan yang ada, dimana setelah diterapkan beberapa kali, anak didik yang bernama Zafran secara berurutan datang mengikuti pembelajaran tanpa ada absen.
Adanya pengembangan media pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar anak-anak dan mengembangan potensi mereka secara optimal. Selain itu, memberikan pengetahuan sekilas kepada anak bahwasannya barang-barang bekas yang terdapat di lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan sebagai alat peraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H